Senin, 12 Maret 2012

Askep Adaptasi Fisiologi Pada Ibu Hamil


BAB
PEMBAHASAN

A.  ADAPTASI FISIOLOGI PADA AYAH
Ayah seringkali kelihatan ”standar” sebagai pengamat istrinya hamil. Ia diperlukan waktu konsepsi, membayar biaya, dan menyiapkan penuntun untuk matangnya anak. Sekarang pandangan tersebut telah berubah dan seorang ayah sekarang diharapkan berperan secara penuh merawat, terlibat sebagai ayah, dan pemberi nafkah sebagai respons tekanan masyarakat. Pengaruh dari perubahan feminisme dan tekanan ekonomi menyebabkan lebih banyak perempuan bekerja di luar rumah dan berbagi peran sebagai orang tua. Pada pria terjadi perasaan menolak. Perasaan ini yang tergantung dari banyak faktor, misalnya apakah kehamilan itu direncanakan, bagaimana hubungan laki-laki tersebut dengan istrinya/pasangannya, pengalaman sebelumnya dengan kehamilan, umur, dan kestabilan ekonominya.
Sumber Stres Ayah
Seorang ayah mengalami stres dalam transisi menjadi orang tua, yang disebabkan oleh:
1)   Masalah keuangan.
2)   Kondisi yang tidak diinginkan selama hamil.
3)   Cemas bayinya tidak sehat atau normal.
4)   Khawatir tentang nyeri istrinya melahirkan.
5)   Peran selama melahirkan
Sumber stres yang lain adalah:
1)   Perubahan hubungan dengan istri/ pasangan.
2)   Hilangnya respon seksual.
3)   Perubahan hubungan dengan keluarga atau teman-teman laki-lakinya.
4)   Kemampuan sebagai orang tua.
Peran ayah berkembang sejalan dengan peran ibu. Secara umum, ayah yang stres menyukai anak-anak, senang berperan sebagai ayah, dan senang mengasuh anak, percaya diri dan mampu menjadi ayah, membagi pengalaman tentang kehamilan dan melahirkan dengan pasangannya (Jordan, 1990).
Perkembangan pengalaman ayah dibagi sesuai fase-fase dalam kehamilan istrinya.
Trimester I
1)   Setelah mengetahui istrinya hamil, ia akan memberi tahu teman-teman dan relasinya kabar gembira tersebut.
2)   Sering bingung terhadap perubahan perasaan istrinya, termasuk perubahan tubuhnya. Ia memperhatikan kebutuhan istrinya yang mudah lelah dan menurunnya keinginan hubungan seksual istrinya.
3)   Saat ini, anaknya adalah bayi yang ”potensial”. Ayah sering dibayangkan berinteraksi dengan anaknya yang dibayangkan berumur 5 atau 6 tahun, walaupun kehamilan istrinya belum kelihatan (Jordan, 1990)
Trimester II
1)   Peran ayah pada saat ini masih samar-samar, tetapi keterbatasannya meningkat dengan melihat dan merasakan gerakan fetus.
2)   Ayah menjadi lebih nyaman dengan peran barunya. Dengan melihat anaknya pada USG adalah pengalaman yang penting dalam menerima kenyataan istrinya hamil.
3)   Seorang ayah ingin meniru atau membuang perilaku sebagai ayah sesuai keinginannya. Bisa juga timbul konflik pda pasangan tentang bagaimana menjadi ayah. Dalam peran ayah sebagai pencari nafkah yang oleh istrinya ditambah dengan terlibat secara aktif dalam mempersiapkan perawatan anak, maka stresnya akan meningkat. Untuk itu perlu persetujuan bersama pembagian peran (Diemer, 1997). Di satu sisi ibu ingin dominan, di sisi lain ayah ingin lebih banyak menghabiskan waktunya bekerja, melakukan hobinya atau dengan teman-temannya.
Trimester III
Bila pasangan mampu berkomunikasi dengan baik trimester III ini adalah waktu yang khusus dengan gambaran yang jelas tentang perannya, dan mempersiapkan bersama kondisi ke depan.
1)   Terlibat dalam kelas bersama, pendidikan kesehatan tentang melahirkan.
2)   Persiapan yang nyata untuk kelahiran bayi.
3)   Perannya menjadi jelas.
4)   Timbul rasa takut.
5)   Timbul pertanyaan, menjadi orang tua seperti apa.
6)   Dapatkah ia membantu istrinya melahirkan.
7)   Apakah mereka akan mempunyai bayi.

B.  ADAPTASI FISIOLOGI PADA KELUARGA
Wanita segala umur selama beberapa bulan kehamilannya beradaptasi untuk berperan sebagai ibu, suatu proses belajar yang kompleks secara sosial dan kognitif. Pada kehamilan awal tidak ada yang berbeda. Ketika fetusnya mulai bergerak pada trimester kedua wanita tersebut mulai menaruh perhatian pada kehamilannya dan menjalin percakapan dengan ibu nya atau teman–teman lain yang pernah hamil.
Kehamilan adalah suatu krisis yang mematangkan dan dapat menimbulkan stress tetapi imbalannya adalah wanita tersebut siap memasuki fase baru untuk bertanggung jawab dan memberi perawatan. Konsep dirinya berubah, siap menjadi orang tua, dan menyiapkan peran barunya. Secara bertahap ia berubah dari memperhatikan dirinya sendiri, punya kebebasan menjadi suatu komitmen untuk bertanggung jawab kepada makhluk lain.
Perkembangan ini membutuhkan suatu tugas perkembangan yang pasti dan tuntas yang mencakup menerima kehamilan, mengidentifikasi peran sebagai ibu, membangun kembali hubungan dengan ibunya, dengan suaminya, dengan bayi yang dikandungnya serta mempersiapkan kelahiran anaknya (Wayland&Tate, 1993; Zachariya, 1994). Dukungan suami secara emosional adalah faktor yang penting untuk keberhasilan tugas perkembangan ini.



C.  PENGKAJIAN
1.    Diagnosa Kehamilan dan Taksiran Partus
Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung antara 28 dan 37 minggu disebut kehamilan prematur sedangkan kehamilan yang lebih 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Menurut usia kehamilan, kehamilan dibagi menjadi : 1. Kehamilan trimester pertama (0-14 minggu) 2. Kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) 3. Kehamilan trimester ketiga (28-42 minggu) Gejala kehamilan tidak pasti : – Amenore (tidak mendapat haid) Penting diketahui tanggal dari hari pertama mendapat haid terakhir untuk menentukan usia kehamilan dan taksiran partus.
BJJ dapat terdengar saat menggunakan stetoskop Laennec pada mulai kehamilan 18-20 minggu sedangkan Doppler pada mulai 12 minggu. – Terlihat gambaran janin dengan menggunnakan ultrasonografi (USG) atau scanning. – Tampak kerangka janin pada pemeriksaann sinar X. Sekarang tidak digunakan karena dampak radiasi terhadap janin. Diagnosa banding kehamilan antara lain : – Pseudosiesis, yaitu adanya gejala-gejaala seperti hamil karena adanya keinginan kuat untuk hamil pada seorang wanita. – Sistoma ovarii – Mioma uteri – Vesika urinaria dengan retensi urin – Menopause.

2.    Pemeriksaan Fisik (system), Ukuran, Panggul, Taksiran BB Janin
Sistem Tubuh Secara Umum
1)   Sistem Kardiovaskuler
Hipertrofi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke kiri. Peningkatan ini juga menimbulkan perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi selama masa hamil. Perubahan pada auskultasi mengiringi perubahan ukuran dan posisi jantung.

a)    Tekanan Darah
-       Tekanan darah arteri (arteri brakialis) dipengaruhi oleh usia, posisi ibu, kecemasan ibu, dan ukuran manset
-       Posisi ibu mempengaruhi hasil karena posisi uterus menghambat aliran balik darah vena, dg demikian curah jantung dan tekanan darah menurun. TD brakialis tertinggi saat wanita duduk, terendah saat wanita berbaring (posisi rekumben lateral kiri), pada posisi telentang berada diantara keduanya.
-       Selama pertengahan masa hamil, tekanan sistolik dan diastolik menurun 5-10 mmHg, kemungkinan disebabkan vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal
-       Edema pada ekstremitas bawah dan varises terjadi akibat obstruksi vena illiaka dan vena kaca inferior oleh uterus. Hal ini juga menyebabkan tekanan vena meningkat
b)   Volume dan Komposisi Darah
-       Volume darah meningkat sekitar 1500 mL (8,5 s.d 9 BB). Peningkatan terdiri dari atas: 1000 mL plasma + 450 mL sel darah merah (SDM). Terjadi sekitar minggu ke-10 s.d ke-12
-       Peningkatan ini merupakan mekanisme protektif, penting untuk:
è Sistem vaskular yang mengalami hipertrofi akibat pembesaran uterus.
è Hidrasi jaringan janin dan ibu yang adekuat saat ibu berdiri atau telentang.
è Mengganti darah yang hilang selama proses melahirkan
-       Vasodilatasi perifer mempertahankan TD tetap normal walaupun volume darah meningkat
-       Produksi sel darah merah meningkat (normal 4 s.d 5,5 juta/mm3). Walaupun begitu, nilai normal Hb (12-16 gr/dL) dan nilai normal Ht (37%-47%) menurun secara menyolok, yang disebut dengan anemia fisiologis.
-       Bila nilai Hb menurun sampai 10 gr/dL atau lebih, atau nilai Ht menurun sampai 35% atau lebih, bumil dalam keadaan anemic
c)    Curah Jantung
-       Meningkat 30% - 50% pada minggu ke-32 gestasi, kemudian menurun sampai sekiar 20% pada minggu ke-40. Peningkatan terutama disebabkan oleh peningkatan volume sekuncup (stroke volume) dan merupakan respons thd pe↑an kebutuhan O2 jaringan (nilai N 5-5,5 L/menit)
-       Curah jantung tahap lanjut lebih meningkat saat bumil dlm posisi rekumben lateral srpd dlm posisi telentang. Pada posisi telentang, uterus yang besar dan berat seringkali menghambat aliran balik vena. Setiap kali terdapat pengerahan tenaga, curah jantung meningkat, misalnya pada persalinan
d)   Waktu Sirkulasi dan Waktu Koagulasi
-       Waktu sirkulasi sedikit menurun pada minggu ke-32. Kecenderungan koagulasi lebih besar selama masa hamil, akibat peningkatan berbagai faktor pembekuan
-       Aktivitas fibrinolitik (pemecahan/pelarutan bekuan darah) mengalami depresi selama masa hamil shg bumil cenderung rentan terhadap thrombosis
2)   Sistem Pernafasan
Kebutuhan O2 ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan O2 jaringan uterus dan payudara. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamen pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Karena rahim membesar, panjang paru-paru berkurang. Kerangka iga bagian bawah tampak melebar. Tinggi diafragma bergeser 4cm selama masa hamil. Dengan semakin tuanya kehamilan, pernafasan dada menggantikan pernafasan perut dan penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.
Peningkatan vaskularisasi, sebagai respon peningkatan kadar estrogen, membuat kapiler membesar sehingga terbentuklah edema dan hiperemia pada traktus pernafasan atas. Kondisi ini meliputi sumbatan pada hidung dan sinus, epistaksis, perubahan suara, dll. Peningkatan ini juga membuat membran timpani dan tuba eustaki bengkak, nyeri pada telinga, atau rasa penuh di telinga.
a)    Fungsi Paru
-       Wanita hamil bernafas lebih dalam (meningkatkan volume tidal), tetapi frekuensi nafasnya kira-kira 2x bernafas dalam 1 menit. Peningkatan volume tidal menyebabkan peningkatan volume nafas 1 menit sekitar 26%. Peningkatan volume nafas 1 menit disebut hiperventilasi kehamilan, yang menyebabkan konsentrasi CO2 di alveoli menurun
-       Peningkatan kadar progesteron menyebabkan hiperventilasi kehamilan. Kesadaran wanita hamil akan kebutuhan nafas meningkat, beberapa ibu mengeluh mengalami dispnea saat istirahat
b)   Laju Metabolisme Basal (BMR)
-       BMR biasanya meningkat pada bulan ke-4 gestasi, meningkat 15% -20% pada akhir kehamilan, dan kembali ke nilai sebelum hamil pada hari ke-5 atau ke-6 pascapartum
-       Peningkatan BMR mencerminkan peningkatan kebutuhan O2 di unit janin-plasenta-uterus serta peningkatan konsumsi O2 akibat peningkatan kerja jantung ibu. Pada kehamilan tahap awal banyak wanita mengeluh merasa lemah dan letih, perasaan ini diikuti peningkatan kebutuhan tidur. Perasaan lemah dan letih sebagian besar disebabkan pe↑an aktivitas metabolic
c)    Keseimbangan Asam-Basa
-       Sekitar minggu ke-10 gestasi terjadi pe↓an tekanan CO2 sekitar 5 mmHg
-       Progesteron dapat meningkatkan sensitivitas reseptor pusat nafas sehingga volume tidal menigkat, P CO2 memenurun, kelebihan basa (HCO3 atau bikarbonat) menurun, dan pH meningkat (menjadi lebih basa)
3)   Sistem Ginjal
Ginjal berfungsi mempertahankan keseimbangan elektrolit dan asam-basa, mengatur volume cairan ekstrasel, mengeksresi produk sampah, dan menyimpan nutrien yang sangat penting.
a)    Perubahan Anatomi
Perubahan struktur ginjal merupakan akibat aktivitas hormonal (estrogen dan progesteron), tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus, dan peningkatan volume darah
-       Sejak minggu ke-10 gestasi, pelvis ginjal dan ureter berdilatasi, karena ureter terkompresi antara uterus dan PAP
-       Perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine
-       Iritabilitas kandug kemih, nokturia, dan sering berkemih dan urgensi (tanpa disuria) umum dilaporkan pada awal kehamilan
b)   Perubahan Fungsi ginjal
-       Pada kehamilan normal, fungsi ginjal cukup banyak berubah
-       Laju Filtrasi Glomerulus dan aliran plasma ginjal me↑ pada awal kehamilan
-       Fungsi ginjal berubah akibat adanya hormon kehamilan, pe↑an volume darah, postur ibu, aktivitas fisik, dan asupan makanan
-       Ginjal paling berfungsi efisien pada posisi rekumben lateral dan paling tidak efisien pada posisi telentang
-       Pada posisi telentang, berat uterus akan menekan vena kava dan aorta, sehingga curah jantung menurunàTD ibu dan frekuensi jantung anak menurun (sindrom hipotensi) begitupula volume darah ke ginjal
c)    Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
-       Dalam keadaan normal, 500 s.d 900 mEq natrium dipertahankan selama masa hamil untuk memenuhi kebutuhan janin. Dapat terjadi hipovolemia berat dan penurunan perfusi plasenta akibat diet dan retriksi Na berlebihan
-       Terkadang terjadi edema fisiologis pada tungkai yang tidak memerlukan pengobatan. Pada bumil, reabsorbsi gula terganggu sehingga terjadi glikosuria.
4)   Sistem Integumen
-       Perubahan integumen selama hamil disebabkan oleh perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis
-       Perubahan yang umum timbul: peningkatan ketebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar sebasea, peningkatan sirkulasi dan aktivitas vasomotor
-       Jaringan elastis kulit mudah pecah, menyebabkan stria gravidarum, atau tanda regangan. Respon alergi kulit meningkat. Pigmentasi timbul akibat peningkatan hormon hipofisis anterior melanotropin selama masa hamil, cth pigmentasi pada wajah (kloasma)
-       Stria gravidarum atau tanda regangan terlihat di bawah abdomen disebabkan kerja adenokortikosteroid
5)   Sistem Muskuloskeletal
-       Perubahan tubuh secra bertahap dan peningkatan berat bumil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok
-       Peningkatan distensi abdomen membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut, peningkatan beban BB pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian-ulang (realignment) kurvatura spinalis
-       Pusat gravitasi wanita bergeser ke depan. Pergerakan menjadi lebih sulit; gaya berjalan bumil yang bergoyang, yang disebut “langkah angkuh ibu hamil” oleh Shakespeare yang sangat dikenal
-       Struktur ligamentum dan otot tulang belakang bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat. Perubahan ini dan perubahan lain terkait seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman pada musculoskeletal
6)   Sistem Neurologi
-       Kompresi saraf panggulatau stasis vaskular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah
-       Lordosis dorsolumbar dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf atau kompresi akar saraf
-       Akroestesia (rasa baal dan gatal di tangan) timbul akibat posisi bahu yang membungkuk, terkait dengan tarikan pada segmen pleksus brakialis
-       Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu cemas, atau juga gangguan penglihatan seperti kesalahan reflaksi, sinusitis, atau migraine
7)   Sistem Pencernaan
Selama masa hamil, nafsu makan meningkat, sekresi usus berkurang, fungsi hati berubah dan absorbsi nutrien meningakat. Aktivitas peristaltik (motilitas) menurun, akibatnya bising usus menghilang dan konstipasi, mual, serta muntah umum terjadi. Aliran darah ke panggul dan tekanan vena meningkat, menyebabkan hemoroid terbentuk pada akhir kehamilan.
a)    Mulut
-       Gusi hiperemi, berongga, dan membengkak. Gusi cenderung mudah berdarah karena kadar esterogen yang meningkat menyebabkan peningkatan vaskularitas selektif dan proliferasi jaringan ikat (gingivitis tidak spesifik)
-       Tidak ada peningaktan sekresi saliva, tapi ibu mengeluhkan ptialisme (kelebihan saliva) diduga karena ibu secara tidak sadar jarang menelan saat merasa mual
b)   Gigi
-       Kebutuhan Ca dan F lebih tinggi sekitar 0,4 gr daripada kebutuhan saat ibu tidak hamil. Defisiensi diet yang berat dapat mengurangi simpanan unsur2 di dlm tulang, tetapi tidak menarik kalsium dari gigi
-       Demineralisasi gigi tidak terjadi selama masa kehamilan
-       Higiene gigi yang buruk sewaktu hamil atau pada setiap waktudan gingivitis dapat menimbulkan karies gigi yang dapat menyebabkan gigi hilang
c)    Nafsu makan
-       Pada trimester I sering terjadi pe↓an nafsu makan akibat nausea dan/atau vomitus yang merupakan akibat perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar hCG dalam darah
-       Pada trimester I, nausea dan vomitus lebih jarang dan nafsu makan meningkat untuk memenuhi kebutuhan janin seperti Esofagus, Lambung, dan Usus halus
-       Herniasi bagian atas lambung (hiatus hernia) terjadi setelah bulan ke-7 atau ke-8 kehamilan akibat pergeseran lambung ke atas. Kondisi ini sering terjadi pada wanita multipara, wanita yang gemuk, atau wanita yang lebih tua
-       Peningkatan produksi estrogen menyebabkan penurunan sekresi HCl, oleh karena itu pembentukan/perkembangan tukak peptik yang sudah ada tidak umum selama masa hamil
-       Peningkatan produksi progesteron menyebabkan tonus dan motilitas otot menurun, sehingga terjadi regurgitasi esofagus, peningkatan waktu pengosongan lambung, dan peristaltik balik, akibatnya “wanita tidak mampu mencerna asam” atau mengalami nyeri ulu hati (pirosis)
d)   Kandung Empedu dan Hati
-       Kandung empedu sering distensi akibat penurunan tonus otot selama masa hamil. Peningkatan waktu pengosongan dan pengentalan empedu biasa terjadi
-       Hiperkolesterolemia ringan terjadi akibat peningkatan kadar progesteron, dapat menyebabkan pembentukan batu empedu selama masa hamil

3.    Pemeriksaan Diagnosa Darah, Urine, USG
a.    Darah
Tes darah dapat dilakukan sekitar 10 hari setelah ovulasi. Tes darah biasanya lebih sensitif, tapi harganya lebih mahal dan tidak mudah dilakukan. Dokter menggunakan dua jenis tes darah untuk memeriksa kehamilan yakni kualitatif dan kuantitatif. Tes darah dapat mendeteksi HCG lebih awal daripada tes urin. Tes darah dapat mendeteksi kehamilan sekitar enam sampai delapan hari setelah Anda berovulasi (melepaskan sel telur dari ovarium). Tes darah kuantitatif atau disebut juga tes beta HCG dapat menunjukkan berapa tepatnya kadar HCG dalam darah Anda bahkan saat kadarnya masih sedikit. Tes darah kualitatif hanya akan menunjukkan apakah ada HCG atau tidak. Jenis tes darah ini memiliki akurasi yang sama dengan tes urin.
Selama hamil, mungkin Ibu perlu melakukan pemeriksaan darah beberapa kali. Jangan khawatir, pemeriksaan ini tidak beresiko terhadap bayi.
Melalui pemeriksaan darah, bisa diketahui:
-       Kadar zat besi dalam darah. Bila rendah, Ibu akan merasa mudah lelah dan lesu. Masih ingat kan, makanan sumber zat besi yang perlu Ibu konsumsi? Bayam dan daging merah. Bila kadar zat besi Ibu berubah-ubah selama kehamilan, jangan ragu melakukan tes lagi di kehamilan 28 minggu.
-       Golongan darah dan faktor Rhesus Ibu. Dokter harus mengetahui golongan darah Ibu, apakah darah Ibu Rhesus positive (RH+) atau Rhesus negative (RH-). Bila darah Ibu RH- dan Ibu mengandung bayi dengan RH+, tubuh Ibu akan memproduksi antibodi untuk melawan/menentang sel-sel darah RH+ . Ini berbahaya bagi bayi Ibu. Kalau dokter sudah mengetahui golongan darah Ibu, kemungkinan yang akan terjadi bisa diatasi.
-       Infeksi akibat virus Toxoplasma, Rubella, dan Cytomegalovirus yang berbahaya bagi kesehatan bayi, pemeriksaan yang sering disebut pemeriksaan TORCH ini perlu untuk melihat adanya antibodi dalam darah Ibu.
-       Penyakit lain seperti HIV B, Syphilis, bahkan HIV/AIDS.
Tes darah juga untuk memeriksa adanya anemia (kurang darah), dan mendeteksi adanya sifilis, AIDS, hepatitisB, juga untuk memastikan golongan darah dan antibodi Rh. Jika ibu memiliki darah Rh-negatif, maka dilakukan pemeriksaan antibodi Rh. Jika darah ibu memiliki Rh-negatif dan darah ayah memiliki Rh-positif, maka janin bisa memiliki Rh-positif. Jika darah janin yang memiliki Rh-positif memasuki peredaran darah ibu yang memiliki Rh-negatif, maka tubuh ibu akan membentuk antibodi Rh yang bisa masuk ke aliran darah janin dan merusak sel darah merah sehingga terjadi jaundice (kuning), yang bisa menyebabkan kerusakan otak atau kematian janin.
b.   Urine
Tes urin biasanya lebih akurat bila dilakukan sekitar 14 hari setelah ovulasi, atau sekitar saat anda tidak mendapatkan haid. Dan dilakukan pada pagi hari, saat Anda pertama kali bangun tidur. Tes urine ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat strip test. Alat ini dijual pada hampir setiap apotik dan penggunaan mudah, dengan menempatkan sampel urin pada semacam tongkat atau piringan. (Ikuti instruksi pada kotaknya). Hasilnya berupa tanda positif atau negatif. Kadar hCG diatas 5 mIU biasanya sudah dianggap hamil. Sebagian alat untuk tes urin mengukur kadar hCG antara 25 – 200 mIU. Tidak ada resiko bila menjalani tes ini. Cara kerja tes kehamilan ini.
Alat tes kehamilan mendeteksi hormon khusus yang ada dalam urin atau darah yang hanya ada ketika seorang perempuan sedang hamil. Hormon yang sering disebut dengan hormon kehamilan ini adalah HCG atau human chorionic gonadotropin. HCG diproduksi oleh plasenta dan hormon ini ada dalam tubuh ketika sel telur yang telah dibuahi menempel ke rahim. Hal ini terjadi sekitar enam hari setelah hubungan seksual. Tetapi pada beberapa perempuan, lamanya bisa lebih dari enam hari. Kadar HCG akan meningkat secara drastis seiring dengan bertumbuhnya janin
.
Keakuratan tes ini. Banyak merek alat tes kehamilan mengklaim memiliki akurasi 99% bahkan satu minggu setelah berhubungan seksual. Sedangkan riset menunjukkan bahwa semakin dini melakukan tes, semakin tidak akurat hasilnya. Sebaiknya tunggu satu minggu setelah terlambat menstruasi sebelum melakukan tes. Bila tidak sabar menunggu, lebih baik memeriksakan diri ke dokter. Alat tes kehamilan bisa memiliki akurasi yang baik, namun akurasi ini tergantung dari kapan dan bagaimana Anda menggunakannya.
Pastikan mengikuti petunjuk penggunaan produk dan memperhatikan tanggal kadaluarsa. Produk dengan merek yang berbeda akan memiliki instruksi yang berbeda untuk mengambil sampel urin dan waktu yang dibutuhkan untuk menunggu munculnya hasil tes. Ketika melihat hasil, Anda tidak perlu memperhatikan seberapa tebal garisnya. Bila itu menunjukkan simbol positif, meski warnanya pudar, itu berarti positif. Kadar HCG dalam urin meningkat seiring berjalannya waktu. Jadi, semakin awal Anda melakukan tes kehamilan, semakin sulit bagi alat tes untuk mendeteksi keberadaan HCG.
Anda juga bisa meningkatkan akurasinya dengan melakukan tes di pagi hari saat urin masih pekat. Meski Anda sedang minum obat, termasuk pil KB dan antibiotik, hal ini tidak akan mempengaruhi hasi tes kehamilan Anda. Begitupula dengan alkohol. Namun, begitu Anda tahu positif hamil, Anda sebaiknya berhenti minum alkohol. Bila sebelumnya Anda mengikuti terapi hormon untuk meningkatkan kesuburan, hasil tes urin maupun tes darah tidak bisa diandalkan. Obat-obatan yang Anda minum tersebut bisa jadi mengandung HCG. Untuk mengetahui kehamilan, Anda perlu USG.
Biasanya tes ini juga dikenal dengan Tes Sensitive.

c.    USG (Ultrasonografi)
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) mungkin akan menjadi salah satu pemeriksaan yang paling menyenangkan selama masa kehamilan. Anda dan pasangan Anda dapat melihat bayi yang sedang tumbuh di dalam rahim. Pemeriksaan tersebut juga merupakan alat yang berguna untuk mendapatkan informasi detail dari perkembangan si janin. Pemeriksaan USG tidak menimbulkan bahaya bagi Anda maupun si bayi. Kemungkinan efek yang merugikan tersebut sudah sering diteliti dan terbukti tidak pernah ditemukan masalah.
Keuntungan USG : Non invansif, aman, praktis, dan hasil cukup akurat. Fisik Dasar Gelombang Ultrasonik. Ultrasonografi adalah pemeriksaan yang memberikan hasil gambar dua dimensi tentang janin atau embrio yang sedang berkembang di dalam perut ibu hamil. Pemeriksaan itu mencakup penggunaan gelombang suara yang berfrekuensi tinggi yang dibuat dengan memasang pengubah arus pada suatu alat yang disebut dengan transduser.
Transduser akan menerima dan mengirimkan gelombang suara. Transduser bergerak diatas gel yang sudah dioleskan di atas perut ibu hamil. Transduser tersebut mengumpulkan gelombang suara echo ketika memantul pada bayi, kemudian komputer akan menerjemahkannya ke dalam gambar. Keadaan itu dapat diilustrasikan seperti radar yang digunakan oleh pesawat udara atau kapal selam untuk menciptakan gambaran tanah lapang di kegelapan malam ataupun di dasar lautan. USG bekerja dengan frekuensi tinggi yang terpantul kembali oleh cairan tubuh. Dengan metode ini lah kemudian alat USG dalam kondisi tertentu juga dapat digunakan untuk mendiagnosa otot, hati, ginjal dan jantung. Dokter juga akan memberikan suatu cairan tertentu pada perut ibu hamil dan kemudian menempelkan alat pemindainya di perut.
Gambar rahim ibu hamil akan terlihat begitu pula janin. Untuk ibu hamil muda (1 bulan atau 2 bulan), dokter dapat melakukan USG transvaginal (melalui vagina) bila USG cara biasa belum bisa mendeteksi adanya janin, padahal saat itu ibu hamil telah mengalami terlambat datang bulan selama 1 bulan (usia janin 2 bulan). Namun demikian dokter dapat memastikan si ibu benar-benar hamil hanya dengan melihat kondisi kantung rahim yang telah membesar.
Pemeriksaan USG transvaginal hanya dilakukan bila dokter mencurigai adanya tanda-tanda kehamilan yang berbahaya seperti hamil anggur. Sebelum pemeriksaan, Anda mungkin diminta untuk meminum 1 liter air. Dengan meminum air, akan membuat teknisi kesehatan menjadi lebih mudah untuk melihat rahim. Kandung kemih terletak di depan rahim. Jika kandung kemih penuh, maka rahim terdorong ke depan dan keluar dari area panggul dan dapat dilihat dengan mudah melalui USG. Jika kandung kemih sedang kosong, rahim akan terletak lebih jauh ke bawah di dalam panggul dan membuatnya akan sulit untuk dilihat.

4.    Riwayat Kesehatan
Memiliki anak harus direncanakan dan dipersiapkan sejak sebelum kehamilan, salah satunya adalah mengetahui kondisi kesehatan. Untuk itu ketahui tes apa saja yang sebaiknya dilakukan sebelum hamil. Pemeriksaan sebelum hamil sebaiknya dilakukan agar calon ibu dan ayah memiliki kesehatan yang optimal saat pembuahan. Ada berbagai manfaat yang bisa didapatkan seperti:
a.    Mengevaluasi kesehatan secara menyeluruh
b.    Mengidentifikasi kemungkinan masalah yang serius
c.    Memberikan perawatan yang diperlukan sebelum hamil dalam rangka mempersiapkan tubuh yang sehat untuk hamil
d.   Memastikan bahwa tubuh ibu kebal terhadap infeksi seperti rubella yang dapat mempengaruhi kehamilan.
Dokter mungkin akan meminta pasangan untuk menjalani beberapa tes saat merencakan kehamilan untuk menghindari masalah saat hamil atau ketika melahirkan, seperti dikutip dari Lifemojo, Jumat (7/10/2011) yaitu:
1)   Riwayat kesehatan
Dokter akan menanyakan tentang riwayat kesehatan (diabetes, tekanan darah tinggi, lupus atau depresi) dan gaya hidup (pola makan, kebiasaan olahraga dan kemungkinan paparan zat berbahaya dari lingkungan rumah atau tempat kerja). Serta beritahu dokter jika sebelumnya telah menggunakan kontrasepsi, memiliki masalah dengan menstruasi, pernah keguguran (keguguran berulang), aborsi atau kehamilan ektopik sebelumnya.
2)   Pemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggul standar untuk mengetahui bagaimana kondisi reproduksi seperti rahim, indung telur dan leher rahim. Jika terdapat infeksi atau kista maka dokter akan mengobatinya terlebih dahulu sebelum hamil.
3)   Analisis urine
Pemeriksaan ini diperlukan untuk mendeteksi infeksi saluran kemih, karena berkaitan dengan risiko keguguran, bayi lahir dengan berat badan rendah serta kelahiran prematur.
4)   Pemeriksaan darah
Hal ini dilakukan untuk memeriksa anemia, golongan darah atau kelainan darah lainnya seperti thalasemia atau sickle cell anemia.
5)   Catatan imunisasi
Banyak infeksi yang bisa menyebabkan keguguran atau kelahiran cacat dicegah dengan imunisasi. Vaksinasi yang harus dipertimbangkan adalah imunisasi rubella, cacar air, tetanus dan hepatitis B.
6)   Tes fungsi tiroid
Ganguan tiroid baik hipotiroid atau hipertiroid bisa mempengaruhi kehamilan seperti keguguran, sulit untuk hamil (masalah fertilitas) atau gangguan perkembangan janin.

7)   Pemeriksaan untuk penyakit parasit
Penyakit parasit seperti toksoplasmosis relatif tidak berbahaya bagi orang dewasa, tapi berbahaya bagi janin dan bayi yang baru lahir seperti menyebabkan bayi cacat lahir. Untuk itu perlu diperiksa dengan melakukan tes darah sederhana.

5.    Riwayat Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.
Dukungan keluarga dapat berbentuk :
a.    Ayah–ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini.
b.    Ayah–ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam periode ini.
c.    Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi.
d.   Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang tidak boleh ditinggalkan.

6.    Riwayat Kehamilan
-       Setiap masalah atau tanda – tanda bahaya: pendarahan vagina, sakit kepala yang hebat, perubahan visual secara tiba – tiba, nyeri abdomen yang hebat, bengkak pada muka atau tangan, gerak janin berkurang.
-       Keluhan – keluhan lazim kehamilan: pegal – pegal, kram pada kaki, sering kencing, pigmentasi kulit, sembelit.
-       Kekhawatiran – kekhawatiran lain: apakah bayi yang dikandungnya itu sehat, melahirkan itu sakit.
-       Perasaan ibu pada saat kunjungan sekarang


7.    Masalah Ketidaknyamanan Kehamilan
Peran keluarga khususnya suami, sangat diperlukan bagi seorang wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami kepada kehamilan akan mempererat hubungan antara ayah anak dan suami istri. Dukungan yang diperoleh oleh ibu hamil akan membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya. Hal ini akan memberikan kehamilan yang sehat. Dukungan yang dapat diberikan oleh suami misalnya dengan mengantar ibu memeriksakan kehamilan, memenuhi keinginan ibu hamil yang ngidam, mengingatkan minum tablet besi, maupun membantu ibu melakukan kegiatan rumah tangga selama ibu hamil. Walaupun suami melakukan hal kecil namun mempunyai makna yang tinggi dalam meningkatkan keadaan psikologis ibu hamil ke arah yang lebih baik

8.    Diagnosa Keperawatan Trimester I, II, III
Diagnosa Keperawatan
a.    Trimester 1
-       Kecemasan
-       Nyeri
-       Gangguan Nutrisi
-       Perubahan pola seksual
b.    Trimester 2
-       Nyeri
-       Gangguan gambaran diri
-       Perubahan proses keluarga
-       Kecemasan
-       Perubahan pola seksual
c.    Trimester 3
-       Nyeri
-       Pola nafas tidak efektif
-       Perubahan pola tidur
-       Intoleransi aktivitas
-       Perubahan pola seksual

D.  PERENCANAAN KRITERIA HASIL DAN INTERVENSI
1.    Manajemen Ketidaknyamanan
Kehadiran anak biasanya dinantikan oleh pasangan muda, sebagai wujud buah cinta. Satu hal yang paling penting adalah kesiapan kedua orang tua, terutama calon ibu, yang meliputi kesiapan fisik, mental dan gizi. Generasi yang baik merupakan buah dari kesiapan orang tua, yang dimulai sejak janin belum terbentuk.
Ketika seorang ibu hamil tidak siap untuk menerima kehamilan, maka secara fisik ia semakin terasa berat. Ini akan menjadi suatu hal yang sangat tidak menyenangkan. Penolakan terhadap kehamilan akan tercetus dalam ketidakstabilan emosi yang berlebih, seperti perasaan dan suasana hati yang tidak menentu selama kehamilan.
Menurut penelitian di Amerika, 10% dari ibu hamil yang depresi akan menularkan secara biokimia kesedihannya pada janinnya, yang akan meningkatkan hormon stress dan aktivitas otak sang janin.
Untuk menghindarinya, ibu hamil harus mempersiapkan diri dalam hal berikut:

-       Kesiapan menghadapi perubahan bentuk fisik
Ibu hamil pastinya akan mengalami perubahan luar biasa terhadap bentuk tubuhnya. Ia akan merasa tidak menarik dan tidak nyaman dengan bentuk tubuhnya yang baru. Ini akan mempengaruhi suasana hati ibu hamil. Yakini, perubahan ini sifatnya hanya sementara. Setiap ibu hamil pasti mengalaminya.
-       Kesiapan menghadapi perubahan peran
Seorang ibu akan menyandang peran yang sangat berbeda daripada sebelumnya. Ini perlu dipersiapkan dengan baik, antara keinginan menggebu untuk segera menimang bayi dan ketakutan luar biasa terhadap peran yang awam bagi dirinya.
-       Peninjauan kembali motivasi hamil
Sikap ibu hamil yang paling positif terhadap kehamilan adalah mereka yang memandang peran orang tua sebagai kesiapan untuk mengembangkan diri.
Dengan sikap positif dan dukungan dari suami, maka ibu hamil akan lebih siap menghadapi hari-hari sulit selama kehamilan.
Berikut beberapa saran bagi ibu hamil agar kehamilan menjadi optimal :
F Menjalani konseling prahamil
F Menyembuhkan penyakit yang ada
F Menghentikan minum pil KB
F Hindari rokok dan alcohol
F Menjaga berat badan, usahakan berat badan normal.
F Perhatikan lingkungan kerja, apakah berdampak negative atau tidak.
F Sering berolahraga
F Terus merawat diri dan menjaga kesehatan dengan baik, terutama pada periode 3 bulan pertama.
F Perbanyak membaca, mempelajari segala sesuatu sesuatu tentang kehamilan, melahirkan, bayi dan perawatan, serta proses pengasuhan anak.
F Lakukan pemeriksaan secara berkala.
Hal lain yang perlu ibu hamil perhatikan adalah masalah gizi. Menurut penelitian, seorang wanita yang sejak masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan selama hamil keadaan gizinya selalu baik akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk melahirkan bayi yang sehat, tanpa komplikasi. Sedangkan ibu hamil yang berat badannya sebelum hamil di bawah batas normal, maka akan melahirkan bayi yang berat badannya juga kurang, atau bahkan tidak berumur panjang.



2.    Imunisasi
Semua wanita hamil harus dilindungi dari tetanus. Walaupun ia sudah mendapatkan imunisasi sebelumnya, ia membutuhkan tambahan vaksin toxoid tetanus. Di banyak negara, kaum ibu melahirkan dalam kondisi atau tempat yang tidak higienis. Hal ini menimbulkan resiko terkena tetanus pada ibu dan bayi, tetanus adalah pembunuh utama bagi bayi yang baru lahir. Jika seorang ibu hamil tidak diberikan imunisasi tetanus dan kemudian bakteri atau spora tetanus masuk ke dalam tubuhnya, maka nyawanya juga akan terancam.
Bakteri atau spora tetanus tumbuh dalam luka yang kotor. Mereka dapat berkembang biak jika tali pusat dipotong dengan pisau yang tidak tajam atau jika benda apapun yang tidak bersih menyentuh ujung tali pusat. Setiap alat yang menyentuh tali pusat harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudia direbus atau dipanaskan di atas api dan kemudian didinginkan. Selama minggu pertama setelah proses kelahiran, kebersihan tali pusat harus tetap dijaga.
Semua wanita hamil harus memastikan bahwa mereka telah mendapatkan imunisasi tetanus, yang dapat melindungi baik ibu dan bayinya. Pemberian imunisasi pada wanita hamil adalah aman. Perhatikan jadwal pemberian imunisasi tetanus pada wanita hamil:
a.    Pemberian pertama: Segera setelah kehamilan terdeteksi.
b.    Pemberian kedua: Sebulan setelah pemberian vaksin pertama, dan paling lambat dua minggu sebelum waktu kelahiran.
c.    Pemberian ketiga: 6-12 bulan setelah pemberian vaksin kedua, atau selama masa kehamilan berikutnya.
d.   Pemberian keempat: 1 tahun setelah pemberian vaksin ketiga, atau selama masa kehamilan berikutnya.
e.    Pemberian kelima: 1 tahun setelah pemberian vaksin ketiga, atau selama masa kehamilan berikutnya.
Jika seorang gadis atau wanita telah diberikan 5 kali vaksin tetanus dengan rentang waktu yang tepat, ia akan terlindungi sepanjang hidupnya. Anak-anaknya juga terlindungi selama beberapa minggu awal setelah kelahiran mereka.

3.    Nutrisi Pada Kehamilan
Ibu hamil memerlukan makanan lebih banyak daripada biasanya. Selain untuk keperluan dirinya, ibu hamil juga harus makan untuk janin yang dikandungnya. Agar janin dapat berkembang baik, makanan ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi berikut :
a.    Kalori
Asupan kalori harus ditambah 300-400 kkal per hari selama masa kehamilan. Tambah kalori tersebut sebaiknya diperoleh dari sumber yang bervariasi sesuai dengan pola makan empat sehat lima sempurna. Idealnya, 55% kalori berasal dari umbi-umbian dan nasi sumber karbohidrat, 35% dari lemak nabati dan hewani, 10% dari protein dan sisanya dari sayur-sayuran dan buah-buahan
b.    Asam Folat
Pada beberapa minggu sebelum dan setelah awal kehamilan, embrio janin membutuhkan asam folat yang banyak untuk pembentukan sistem syaraf dan sel-sel. Tambahan 400 mikrogram asam folat per hari diperlukan selama trimester pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengakibatkan janin tidak berkembang sempurna sehingga terlahir dengan kelainan bawaan seperti anenchephaly (tanpa batok kepala), spina bifida (tulang belakang tidak bersambung) dan bibir sumbing. Asam folat yang juga dikenal sebagai vitamin B9 banyak terdapat pada beras merah, sayuran hijau dan buah-buahan.
c.    Protein
Selain sebagai sumber kalori, protein juga diperlukan untuk pembentukan sel dan darah. Ibu hamil membutuhkan protein sebanyak 60 gram per hari (lebih banyak 10 gram dari biasanya), yang dapat diperoleh dari daging, ikan, putih telur, kacang-kacangan, tahu dan tempe.
d.   Kalsium
Konsumsi kalsium 1000 mg/hari diperlukan untuk menjaga pertumbuhan tulang dan gigi, kontraksi otot dan sistem syaraf.
e.    Vitamin A
Vitamin A bermanfaat untuk pemeliharaan kulit, fungsi mata dan pertumbuhan tulang. Namun begitu, konsumsi vitamin A tidak boleh berlebihan karena dapat mengganggu pertumbuhan embrio.
f.     Zat Besi
Zat besi banyak diperlukan untuk pembentukan darah. Kekurangan zat besi akan mengakibatkan anemia yang berbahaya bagi ibu dan bayinya. Suplemen zat besi mungkin diperlukan mulai minggu ke-20 kehamilan, terutama bila ibu hamil memperlihatkan tanda-tanda anemia. Ibu hamil membutuhkan zat besi 30 mg/hari atau dua kali lipat dari biasanya.
g.    Vitamin C
Vitamin C bermanfaat memudahkan penyerapan zat besi oleh tubuh, selain untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi.
h.    Vitamin D
Vitamin D berguna untuk pembentukan tulang karena membantu penyerapan kalsium. Pantangan bagi Ibu Hamil

4.    Pemantauan Kesehatan Janin
Mengawasi, menyelidiki, menentukan, apakah janin berada dalam keadaan sakit atau tidak, serta apakah ada keadaan yang mungkin mempengaruhinya. Tujuan pemantauan janin Untuk deteksi dini ada/tidaknya faktor-faktor risiko kematian perinatal tersebut (hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, infeksi).
Cara-Cara Pemantauan Kesejahteraan Janin
1.    Perkiraan pertumbuhan janin dari tinggi fundus uteri terhadap usia kehamilan.
Syarat pemeriksaan tinggi fundus : vesika urinaria dan rektum idealnya dalam keadaan kosong (jika tidak, pengaruh bisa sampai + 3 cm). Diukur dengan pasien keadaan telentang, pada keadaan uterus tidak kontraksi, dari tepi atas simfisis sampai fundus. Untuk memperkirakan ada tidaknya gangguan pertumbuhan (apakah pertumbuhan janin termasuk kecil atau sesuai atau besar terhadap usia kehamilannya).
Contoh  :  Ibu dengan diabetes mellitus atau obesitas, risiko janin besar.
Jika ada gangguan pertumbuhan kecil, pikirkan kemungkinan hipoksia kronis sehingga oksigenasi janin terganggu.
Jika tinggi fundus lebih daripada kalibrasi usia kehamilan, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : kehamilan multipel, tumor, hidrosefalus, bayi besar, hidramnion.
Jika tinggi fundus kurang daripada kalibrasi usia kehamilan, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : oligohidramnion, pertumbuhan janin terhambat, ketuban pecah dan sebagainya. Perkiraan berat janin dengan rumus Johnson Tossec. Auskultasi denyut jantung janin. Dengan alat Laennec atau Doppler, atau dengan CTG/cardiotokografi (electronic fetal heart monitoring). Ideal perhitungan frekuensi jantung dilakukan 1 menit penuh. Jika ada alat CTG, bisa direkam untuk 10 menit. Normal frekuensi denyut 120-160 kali per menit, meningkat pada saat kontraksi.
Batasan waktu untuk menilai bradikardi : frekuensi denyut jantung di bawah normal selama lebih dari 2 menit. Batasan waktu untuk menilai akselerasi : peningkatan frekuensi denyut jantung di atas 15 denyut per menit selama kurang dari 2 menit. Batasan waktu untuk menilai takikardi : frekuensi denyut jantung di atas normal selama lebih dari 2 menit.
Pemeriksaan normal / baik : waktu relaksasi frekuensi jantung normal, waktu kontraksi terjadi takikardia
Tanda hipoksia akut : waktu relaksasi dan kontraksi bradikardia
Tanda hipoksia kronik : waktu relaksasi normal, waktu kontraksi bradikardia
Jika ada infeksi intra partum : fetal takikardi.
Jika ada gawat janin : fetal bradikardi.
2.    Ultrasonografi (USG)
Ideal untuk pemeriksaan pada trimester pertama sampai ketiga. Jika memungkinkan, ibu hamil sangat dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan USG.
USG dapat menilai :
1)   Kantong Gestasi : jumlah, ukuran, lokasi, bentuk, keadaan
2)   Janin : hidup / mati, jumlah, presentasi, perkiraan usia gestasi melalui biometri janin (gambar), pertumbuhan, kelainan bawaan, dan sebagainya.
Gambar : Perkiraan usia gestasi melalui pemeriksaan biometri janin.
Pada trimester pertama, parameter yang dipakai adalah jarak puncak kepala sampai bokong (CRL – crown-rump length). Pada trimester kedua dan ketiga, parameter yang dipakai di antaranya adalah diameter biparietal kepala (BPD – biparietal diameter), lingkar perut (AC – abdominal circumference – tidak ada dalam gambar) dan panjang tulang femur (FL – femur length).
3)   Tali Pusat : jumlah pembuluh darah, sirkulasi (dengan Doppler dapat menilai FDJP/ Fungsi Dinamik Janin Plasenta – SDAU/ Sirkulasi Darah Arteri Umbilikalis – gambar)
4)   Membran / cairan amnion : keadaan, jumlah
5)   Plasenta : lokasi, jumlah, ukuran, maturasi, insersi
6)   Keadaan Patologik : kehamilan ektopik, mola hidatidosa, tumor, inkompetensia serviks, dan sebagainya. dapat juga untuk membantu tindakan khusus : amniocentesis, fetoskopi, transfusi intrauterin, biopsi villi korialis
3.    Pemantauan aktifitas / gerakan janin
Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan USG). Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak.
Normal gerakan janin dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas 32 minggu).
Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi).
Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : “tidur”, atau hipoksia.
4.    Pengamatan mekoneum dan cairan ketuban
Caranya dengan amniocentesis atau amnioskopi. Pada keadaan normal otot sfingter ani janin berkontraksi, mekoneum tidak keluar, tidak bercampur dengan cairan ketuban sehingga cairan ketuban tetap jernih.
Pada hipoksia akut, terjadi hiperperistaltik otot-otot tubuh janin, tetapi terjadi juga relaksasi sfingter ani sehingga mekoneum akan keluar dan bercampur dengan cairan ketuban, menyebabkan warna kehijauan.
Pada infeksi, terjadi juga koloni kuman dalam selaput dan cairan ketuban (korioamnionitis), menyebabkan juga warna keruh atau kehijauan. Pemeriksaan rasio lecithin/sphyngomyelin (L/S ratio) pada cairan ketuban dapat untuk menilai prediksi pematangan paru janin (pembentukan surfaktan).
5.    Pengamatan hormon yang diproduksi oleh plasenta
Estriol dan Human Placental Lactogen (HPL) adalah hormon plasenta spesifik yang dapat diperiksa kadarnya pada darah ibu, untuk menilai fungsi plasenta. Jika abnormal, berarti terjadi gangguan fungsi plasenta dan berakibat risiko pertumbuhan janin terhambat sampai kematian janin.
Namun pemeriksaan ini makan waktu lama, bisa terlambat bertindak kalau menunggu hasilnya.
6.    Pemeriksaan darah dan analisis gas darah janin
Pengambilan sampel darah bisa dari tali pusat (umbilical cord blood sampling), atau dari kulit kepala janin (fetal scalp blood sampling).
Pada janin dengan hipoksia, terjadi asidosis.
7.    Kardiotokografi (CTG)
Menggunakan dua elektrode yang dipasang pada fundus (untuk menilai aktifitas uterus) dan pada lokasi punctum maximum denyut jantung janin pada perut ibu. Dapat menilai aktifitas jantung janin pada saat his / kontraksi maupun pada saat di luar his / kontraksi. Menilai juga hubungan antara denyut jantung dan tekanan intrauterin.
Janin normal : pada saat kontraksi : jika frekuensi denyut jantung tetap normal atau meningkat dalam batas normal, berarti cadangan oksigen janin baik (tidak ada hipoksia). Pada janin hipoksia : tidak ada akselerasi, pada saat kontraksi justru terjadi deselerasi / perlambatan, setelah kontraksi kemudian mulai menghilang (tanda insufisiensi plasenta). Jika ada deselerasi dini : dalam batas normal, observasi. Kemungkinan akibat turunnya kepala, atau refleks vasovagal. Jika ada deselerasi lambat : indikasi untuk terminasi segera.
Jika ada deselerasi variabel (seperti deselerasi dini tetapi ekstrim), hal ini merupakan tanda keadaan patologis misalnya akibat kompresi pada tali pusat (oligohidramnion, lilitan tali pusat, dan sebagainya). Juga indikasi untuk terminasi segera. Batasan waktu untuk menilai deselerasi : tidak ada.
Seharusnya penilaian ideal sampai waktu 20 menit, tapi dalam praktek, kalau menunggu lebih lama pada keadaan hipoksia atau gawat janin akan makin memperburuk prognosis.
Kalau grafik denyut datar terus : keadaan janin non-reaktif.
Uji dengan bel (“klakson”…ngooook), normal frekuensi denyut jantung akan meningkat.
CTG bisa digunakan untuk menilai fungsi kompensasi jantung janin terhadap stress fisiologik, dengan cara : Non Stress Test (NST), Oxytocyn Challenge Test (OCT), dan sebagainya.

5.    Seksualitas
Berhubungan seks bagi pasangan suami isteri yang sah merupakan salah satu bentuk pernyataan kasih sayang, kebersamaan dan kedekatan perasaan dalam hubungan suami isteri. Namun, ketika sang isteri hamil, banyak kebingungan dan keragu-raguan bahkan ketakutan yang dialami oleh pasangan suami isteri dalam melakukan hubungan seks. Banyak pertanyaan yang menggelayut di benak mereka,  apakah seks benar-benar harus dihindari oleh ibu hamil? apakah seks aman bagi bayi yang dikandungnya? apakah orgasme akan membahayakan kehamilan? atau posisi seperti apa yang aman bagi ibu hamil saat berhubungan seks? seks selama kehamilan, amankah? dan banyak pertanyaan lainnya yang membuat pasangan suami isteri menjadi bertambah bingung mengenai seks saat hamil.
Untuk menjawab semua pertanyaan di atas, ada hal penting yang pertama-tama harus dilakukan oleh pasangan suami isteri, yaitu periksakan dan konsultasikan dulu kehamilannya ke dokter kandungan untuk memastikan bahwa kandungannya sehat dan normal. Jika, telah diketahui bahwa kandungannya sehat dan normal, maka jawabannya adalah ibu hamil boleh melakukan hubungan seks seperti biasa dan kapan saja bisa dilakukan. Jadi seks akan aman jika kehamilannya Normal. Hubungan seks tidak akan melukai bayi karena bayi terlindung secara alamiah oleh selaput lendir yang menutup jalan lahir, yang sekaligus melindunginya terhadap kuman yang dapat masuk ke dalam pintu rahim. Selain itu, bayi berada di dalam kantung rahim yang berisi cairan ketuban yang juga melindunginya.
Selama atau setelah melakukan hubungan seksual atau orgasme, biasanya ibu hamil akan mengalami kontraksi rahim di mana rahim terasa keras selama beberapa menit, hal ini normal dan merupakan bagian dari orgasme bukan menjadi tanda adanya masalah pada bayi dalam kandungan. Hindari berhubungan seks jika selama atau setelah berhubungan mengalami suatu gejala yang tidak biasa seperti rasa nyeri, kontraksi/kram yang terus menerus dan terjadi perdarahan.
Hubungan seks saat kehamilan akan benar-benar menimbulkan banyak permasalahan bahkan beresiko jika kehamilan sang isteri termasuk ke dalam kehamilan dengan kategori resiko tinggi atau adanya indikasi terjadi komplikasi.  Berhubungan seks disarankan tidak dilakukan jika terindikasi dapat menyebabkan bahaya pada kehamilan, hal ini biasanya disarankan bagi kasus-kasus seperti:
a.    Pernah mengalami keguguran atau terindikasi adanya ancaman keguguran
b.    Air ketuban sudah pecah
c.    Telah terjadinya pembukaan jalan lahir
d.   Riwayat Kelahiran premature
f.     Pasangan menderita Sexual Transmitted Disease (STD) / penyakit seks yang menular

6.    Senam Nifas
Senam nifas merupakan senam yang dilakukan sejak hari pertama setelah melahirkan sampai hari ke sepuluh. Senam nifas ini dilakukan dengan catatan bahwa kondisi ibu sudah benar-benar pulih dari proses melahirkan. Banyak diantara ibu-ibu yang masih tidak mengetahui apa saja gerakan senam nifas dan manfaatnya bagi kesehatan ibu setelah melahirkan.
Senam nifas ini sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh ibu setelah melahirkan. Manfaat yang bisa didapat dari melakukan senam nifas ini adalah untuk membantu penyembuhan rahim, perut dan otot panggul, serta membantu meningkatkan kemampuan menghadapi stress dan bersantai, mencegah turunnya organ-organ panggul, mengatasi masalah seksual, dan memperlancar peredaran darah.

Sedangkan untuk gerakan senam nifas itu sendiri adalah sebagai berikut:
a.    Hari pertama, ambil nafas dalam-dalam, perut dikembungkan, kemudian napas dikeluarkan melalui mulut. Ini dilakukan dalam posisi tidur terlentang.





b.    Hari kedua, tidur terlentang, kaki lurus, tangan direntangkan kemudian ditepukkan ke muka badan dengan sikap tangan lurus, dan kembali ke samping.






c.    Hari ketiga, berbaring dengan posisi tangan di samping badan, angkat lutut dan pantat kemudian diturunkan kembali.




d.   Hari keempat, tidur terlentang, lutut ditekuk, kepala diangkat sambil mengangkat pantat.



e.    Hari kelima, tidur terlentang, kaki lurus, bersama-sama dengan mengangkat kepala, tangan kanan, menjangkau lutut kiri yang ditekuk, diulang sebaliknya.




f.     Hari keenam, tidur terlentang, kaki lurus, kemudian lutut ditekuk ke arah perut 90o secara bergantian antara kaki kiri dan kaki kanan.




g.    Hari ketujuh, tidur terlentang kaki lurus kemudian kaki dibuka sambil diputar ke arah luar secara bergantian.




h.    Hari 8, 9, 10, tidur terlentang kaki lurus, kedua telapak tangan diletakkan di tengkuk kemudian bangun untuk duduk (sit up)








7.    ANC
ANC adalah pemeriksaan/pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

Tujuan ANC :
a.    Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
b.    Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.
c.    Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
d.   Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengans elamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e.    Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.
f.     Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
Kebijaksaan Program
Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu :
œ 1 kali pada trimester I
œ 1 kali pada trimester II
œ 2 kali pada trimester III
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
Kunjungan ANC yang saint adalah :
a.    Setiap bulan sampai umur kehamilan 28 minggu
b.    Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu
c.    Setiap 1 minggu sejak kehamilan 32 minggu sampai terjadi kelahiran.
Pemeriksaan khusus jika ada keluhan tertentu.
Pelayanan Asuhan Standar Minimal “7T”
1)   Timbang berat badan
2)   Tekanan Darah
3)   Tinggi Fundus Uteri (TFU)
4)   TT lengkap (imunisasi)
5)   Tablet Fe minimal 90 paper selama kehamilan
6)   Tengok / periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai ujung kaki
7)   Tanya (temu wicara) dalam rangka persiapan rujukan
Konsep Pemeriksaan Kehamilan
F Anamnesa
F Pemeriksaan
a.    Pemeriksaan Umum
b.    Pemeriksaan khusus obstetri
c.    Pemeriksaan penunjang
F Diagnosis / kesimpulan
F Diagnosis banding
F Prognosis

8.    Persiapan Kehamilan
Tips Persiapan Kehamilan
Jika Anda sedang merencanakan untuk segera menimang si buah hati berikut beberapa tips untuk dilakukan agar kehamilan berjalan lancar dan si kecil pun sehat:
a.    Berat badan ideal
Pastikan berat badan Anda sudah ideal, untuk mengukurnya gunakan indeks masa tubuh dengan rumusan berat badan dalam kilogram dibagi kuadrat dari tinggi badan dalam meter. Disebut ideal jika angkanya antara 20-25. Tubuh yang terlalu kurus akan berpengaruh pada produksi sel telur setiap bulannya. Sementara lemak yang berlebihan karena kegemukan juga sama tak baiknya karena bisa mengganggu kehamilan dan janin.
b.    Cek kesehatan
Gangguan tiroid, anemia, kekurangan zat besi, tekanan darah tinggi, diabetes, dan infeksi vagina, adalah sederet penyakit yang bisa mengganggu kehamilan. Periksakan kesehatan Anda untuk memastikan tubuh Anda dan pasangan sehat.
c.    Pengaruh obat
Beberapa jenis obat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi selama kehamilan. Jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan, konsultasikan hal ini dengan dokter.
d.   Mulai minum vitamin
Beberapa jenis suplemen yang berguna mendukung kesehatan janin di antaranya asam folat, suplemen zat besi untuk meningkatkan kadar mineral penting dalam tubuh, serta asam lemak omega-3.
e.    Stop bad habits
Hentikan semua kebiasaan buruk Anda; merokok, minuman beralkohol, dan  kafein. Rokok menyebabkan bayi lahir dengan berat kurang, selain tentu juga merusak paru-paru. Nekat minum alkohol bisa menyebabkan gangguan tumbuh kembang janin, sedangkan kafein bisa meningkatkan risiko keguguran.
f.     Mulai olahraga
Mulailah melakukan olahraga sejak sekarang karena selama hamil 9 bulan tubuh Anda harus bekerja lebih keras untuk menjamin kesejahteraan janin di kandungan.
Sebelum hamil ada baiknya para calon ibu mempersiapkan dirinya dengan baik. Dengan cara mendapatkan informasi yang benar dan mempersiapkan diri secara fisik dan mental. Secara akal sehat (ilmu apalagi) tubuh yang sehat merupakan lingkungan terbaik untuk terjadinya konsepsi dan implantasi janin, serta mengandungnya sampai cukup bulan.
Waktu toleransi yang dibutuhkan pasangan subur untuk mendapatkan kehamilan adalah 12 bulan. Jika melebihi waktu tersebut berarti ada masalah dalam fertilitas . Sedangkan bagi wanita pengguna kontrasepsi pil, kesuburan rata-rata baru akan kembali setelah 6 bulan menghentikan pemakaian pil. Wanita dengan usia lebih dari 35 tahun atau perokok membutuhkan waktu dua kali lipat untuk bisa terjadinya konsepsi. Intercourse 3-4 kali perminggu pada massa ovulasi akan lebih memaksimalkan kemungkinan terjadinya konsepsi.

9.    Konseling Pada Calon Orang Tua
a.    Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai masa transisi atau peralihan
b.    Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran yang baru, serta ketidak pastian yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat disatukan dengan anggota keluarga yang baru.
c.    Peran orang tua sebagai proses peralihan yang berkelanjutan :
1)   Peralihan menjadi orang tua merupakan suatu proses dan bukan suatu keadaan statis
2)   Berawal dari kehamilan dan merupakan kewajiban menjadi orang tua dimulai
d.   Peran orang tua sebagai krisis dibandingkan sebagai masa peralihan :
1)   Perubahan ini dianggap suatu krisis apabila sangat hebat, sangat mengganggu dan merupakan perubahan negative.
2)   Perubahan kebiasaan yang mengganggu seperti:
§  Perubahan kehidupan seksual
§  Pola tidur dan lain – lain
e.    Hal- hal yang perlu diperhatikan terhadap kehadiran dari bayi baru lahir adalah:
o  Temperamen
o  Cara pasangan mengartikan stres dan bantuan.
o  Bagaimana mereka berkomunikasi dan mengubah peran sosial mereka.
o  Peralihan menjadi orang tua




DAFTAR PUSTAKA

Bobak, dkk. 2001. Buku Ajar: Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC

Farren, Helen. 2001. Perawatan Maternitas edisi 2. Jakarta: EGC

Henderson, Christine. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Purwandari, Atik. 2008. Konsep Kebidanan Sejarah dan Profesionalisme. Jakarta: EGC.
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I. Jakarta: EGC.

http://the2w.blogspot.com/2009/05/kebutuhan-psikologi-ibu-hamil-trimester.html

http://id.wikipedia.org/


1 komentar: