Minggu, 30 Oktober 2011

Askep Karsinoma Serviks

BAB
PEMBAHASAN

KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A.  PENGERTIAN
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya.
Kanker serviks adalah kondisi yang jarang terjadi dibanding sebelumnya akibat deteksi dini dengan Pap smear. Selama 40 tahun terakhir, kanker servikal invasif telah menurun dari 45 kasus per 100.00 hingga 15 kasus per 100.000 wanita. Aktivitas seksual berhubungan dengan angka kejadian kanker servikal : pada wanita di bawah usia 25 tahun, dengan riwayat pasangan seksual lebih dari satu orang dan beberapa kehamilan dini, angka kejadian ini lebih prevalen.
Faktor resiko, selain usia dini saat melakukan hubungan seksual, melahirkan pada usia sangat muda, dan memiliki banyak pasangan seksual, termasuk pemajanan terhadap human papilovirus (PHV), infeksi HIV, merokok, dan pemajanan terhadap dietilstilbestol (DES).
Infeksi serviks kronis tampak berperan signifikan dalam kanker serviks. Tanda-tanda klinis penyakit termasuk pertumbuhan besar, kemerahan atau crater yang mengalami ulserasi cukup dalam sebelum pasien mengalami gejala.
Dengan berkembangnya kanker, jaringan diluar serviks dapat terkena, termasuk kelenjar limfe anterior ke sakrum. Pada sepertiga pasien dengan kanker servikal invasif, penyakit ini juga menyerang fundus uteri. Saraf-saraf pada region ini dapat terkena, yang menyebabkan nyeri tajam pada punggung dan tungkai yang hilang hanya dengan analgesikopioid dosis besar. Tahap akhir, bila penyakit tidak diobati, menyebabkan emasiasi ekstrim dan anemia, biasanya disertai dengan demam akibat infeksi sekunder dan abses pada masa yang mengalami ulserasi, dan pembentukan fistula.

B.  ETIOLOGI
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
1.    Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda
2.    Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
3.    Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
4.    Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
5.    Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
6.    Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
7.    Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
C.  KLASIFIKASI PERTUMBUHAN SEL AKAN KANKERS SERVIKS
Mikroskopis
1.    Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat terjadi pada dua pertiga epidermihampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.
2.    Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.
3.    Stadium karsinoma mikroinvasif.
Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker.
4.    Stadium karsinoma invasive
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.
5.    Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan.
Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.
Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambatlaun lesi berubah bentuk menjadi ulkus.
Markroskopis
1.    Stadium preklinis
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa
2.    Stadium permulaan
Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum
3.    Stadium setengah lanjut
Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio
4.    Stadium lanjut
Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.

D.  GEJALA KLINIS
1.    Perdarahan
Sifatnya bisa intermenstruit atau perdarahan kontak, kadang-kadang perdarahan baru terjadi pada stadium selanjutnya. Pada jenis intraservikal perdarahan terjadi lambat.
2.    Biasanya menyerupai air, kadang-kadang timbulnya sebeluma ada perdarahan. Pada stadium lebih lanjut perdarahan dan keputihan lebih banyak disertai infeksi sehingga cairan yang keluar berbau.

E.  PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
1.    Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
2.    Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
3.    Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali.
1)   Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy.
2)   Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
4.    Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
5.    Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
6.    Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.

F.   KLASIFIKASI KLINIS
a.    Stage 0 : Ca.Pre invasive
b.    Stage I : Ca. Terbatas pada serviks
c.    Stage Ia ; Disertai invasi dari stroma yang hanya diketahui secara histopatologis
d.   Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I
e.    Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul telah mengenai dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal
f.     Stage III : Sudah sampai dinding panggul dan sepertiga bagian bawah vagina
g.    Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain.

G.  TERAPI
1.    Irradiasi
a.    Dapat dipakai untuk semua stadium
b.    Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
c.    Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
2.    Dosis
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
3.    Komplikasi irradiasi
a.    Kerentanan kandungan kencing
b.    Diarrhea
c.    Perdarahan rectal
d.   Fistula vesico atau rectovaginalis
4.    Operasi
a.    Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II
b.    Operasi Schauta, histerektomi vagina yang radikal
5.    Kombinasi
-       Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah.
6.    Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5 % dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.









H.  PENYIMPANGAN KDM
Ca. Serviks
 

Desakan pada jaringan servikal

Nyeri
Pertumbuhan jaringan baru
 

Pe↑ vaskularisasi pada jaringan
 

Mudah terjadi pendarahan
 

Anemia hemolitik

Gangguan pefusi jaringan


Kurang pengetahuan / informasi

Cemas
 

Peningkatan HCl
 

Mual Muntah

Gangguan pemunuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh





Penurunan daya tahan tubuh
 

Resti infeksi bakterial
 

Pemberian antibiotik sitotostika
 

Efek samping pada kulit dan tubuh
 

Perubahan penampilan
Resti gangguan konsep diri









KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A.  PENGKAJIAN
1.    Pemeriksaan Fisik
a.    Keadaan umum : Kesadaran kompos mentis, GCS : 15, klien tampak lesu dan ekspresi wajah klien datar.
b.    Penginderaan
-       Mata normal, konjunctiva agak pucat.
-       Telinga : bentuk dan fungsi normal
-       Lidah : bentuk dan fungsi normal
-       Hidung : bentuk dan fungsi normal
c.    Pernafasan
RR : 18 X/mnt, gerakan dada simetris, retraksi (-), Wh -/-, Rh -/-, Rales -/-, Sesak (-).
d.   Kardiovaskuler
T : 110/70 mm Hg, N : 88 X/mnt, S : 36,8 oC, Kapillary Refill 2 dt, Cyanosis (-), S1 S2 normal.
e.    Pencernaan
Periastaltik (N), Bab (normal), Kelainan pada bentuk dan fungsi rektum (-).
f.     Urogenital
-       Vulva : Fulsus (-), Fluor albus (+)
-       Vagina : Normal
-       Portio : Massa + ½ X ½ cm berdungkul
-       Corpus Uteri : Antefleksi, massa (-)
-       Adneksa Parametrium kanan dan kiri : Supel, Nyeri (-), Massa (-),
-       Cavum Douglas : Tidak menonjol, infiltrasi (-)
-       Insipikul : Porsio terlihat massa + ½ X ½ , infiltrat (-), fluksus (-)
g.    Integumen
Kulit warna hitam. Turgor baik, strie (-),
h.    Muskuloskeletal
Otot dan tulang intak.
i.      Endokrin
Kelenjar tyroid : normal, payudara normal
2.    Data Penunjang
Pap smear : Tampak sel mencurigakan keganasan.\

B.  DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.    Gangguan perfusi jaringan (anemia) b/d perdarahan intraservikal
b.    Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d penurunan nafsu makan
c.    Gangguan rasa nyama (nyeri) b.d proses desakan pada jaringan intra servikal
d.   Cemas b.d terdiagnose c.a serviks sekunder akibat kurangnya pengetahuan tentang Ca. Serviks dan pengobatannya.
e.    Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam penampilan terhadap pemberian sitostatika.

C.  PERENCANAAN
1.    Gangguan perfusi jaringan (anemia) b.d perdarahan masif intra cervikal
Tujuan :
-       Setelah diberikan perawatan selama 1 X 24 jam diharapkan perfusi jaringan membaik
Kriteria hasil :
a.    Perdarahan intra servikal sudah berkurang
b.    Konjunctiva tidak pucat
c.    Mukosa bibir basah dan kemerahan
d.   Ektremitas hangat
e.    Hb 11-15 gr %
f.     Tanda vital 120-140 / 70 - 80 mm Hg, Nadi : 70 - 80 X/mnt, S : 36-37
g.    Derajat C, RR : 18 - 24 X/mnt.
Intervensi :
a.    Observasi tanda-tanda vital
b.    Observasi perdarahan ( jumlah, warna, lama )
c.    Cek Hb
d.   Cek golongan darah
e.    Beri O2 jika diperlukan
f.     Pemasangan vaginal tampon.
g.    Tranfusi darah

2.    Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan.
Tujuan :
-       Setelah dilakukan perawatan kebutuhan nutrisi klien akan terpenuhi
Kriteria hasil :
-       Tidak terjadi penurunan berat badan
-       Porsi makan yang disediakan habis.
-       Keluhan mual dan muntah kurang
Intervensi :
a.    Jelaskan tentang pentingnya nutrisi untuk penyembuhan
b.    Berikan makan TKTP
c.    Anjurkan makan sedikit tapi sering
d.   Jaga lingkungan pada saat makan
e.    Pasang NGT jika perlu
f.     Beri Nutrisi parenteral jika perlu.

3.    Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d proses desakan pada jaringan intra servikal
Tujuan :
-       Setelah dilakukan tindakan 1 X 24 jam diharapka klien tahu cara-cara mengatasi nyeri yang timbul akibat kanker yang dialami
Kriteria hasil :
-       Klien dapat menyebutkan cara-cara mengurangi nyeri yang dirasakan
-       Intensitas nyeri berkurangnya
-       Ekpresi muka dan tubuh rileks
Intervensi :
a.    Tanyakan lokasi nyeri yang dirasakan klien
b.    Tanyakan derajat nyeri yang dirasakan klien dan nilai dengan skala nyeri.
c.    Ajarkan teknik relasasi dan distraksi
d.   Anjurkan keluarga untuk mendampingi klien
e.    Kolaborasi dengan tim paliatif nyeri
f.     Kolaborasi pemberian analgetik dan narkotik

4.    Cemas yang berhubungan dengan terdiagnose kanker serviks sekunder kurangnya pengetahuan tentang kaker serviks, penanganan dan prognosenya.
Tujuan :
-       Setelah diberikan tindakan selama 1 X 30 menit klien mendapat informasi tentang penyakit kanker yang diderita, penanganan dan prognosenya.
Kriteria hasil :
-       Klien mengetahui diagnose kanker yang diderita
-       Klien mengetahui tindakan - tindakan yang harus dilalui klien.
-       Klien tahu tindakan yang harus dilakukan di rumah untuk mencegah komplikasi.
-       Sumber-sumber koping teridentifikasi
-       Ansietas berkurang
-       Klien mengutarakan cara mengantisipasi ansietas.
Intervensi :
a.    Berikan kesempatan pada klien dan klien mengungkapkan persaannya.
b.    Dorong diskusi terbuka tentang kanker, pengalaman orang lain, serta tata cara mengontrol dirinya.
c.    Identifikasi mereka yang beresiko terhadap ketidak berhasilan penyesuaian. (Ego yang buruk, kemampuan pemecahan masalah tidak efektif, kurang motivasi, kurangnya sistem pendukung yang positif).
d.   Tunjukkan adanya harapan melalui kelompok pendukung
e.    Tingkatkan aktivitas dan latihan fisik

5.    Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam penampilan sebagai efek dari pemberian kemotherapi.
Tujuan :
-       Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi klien menjadi stabil
Kriteria hasil :
-       Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya
-       Klien mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat.
-       Klien mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara konstruktif.
-       Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.
Intervensi :
a.    Kontak dengan klien sering dan perlakukan klien dengan hangat dan sikap positif.
b.    Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikanbperasaan dan pikian tentang kondisi, kemajuan, prognose, sisem pendukung dan pengobatan.
c.    Berikan informasi yang dapat dipercaya dan klarifikasi setiap mispersepsi tentang penyakitnya.
d.   Bantu klien mengidentifikasi potensial kesempatan untuk hidup mandiri melewati hidup dengan kanker, meliputi hubungan interpersonal, peningkatan pengetahuan, kekuatan pribadi dan pengertian serta perkembangan spiritual dan moral.
e.    Kaji respon negatif terhadap perubahan penampilan (menyangkal perubahan, penurunan kemampuan merawat diri, isolasi sosial, penolakan untuk mendiskusikan masa depan.
f.     Bantu dalam penatalaksanaan alopesia sesuai dengan kebutuhan.
g.    Kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang terkait untuk tindakan konseling secara profesional.
























DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Vol. 2. Jakarta : EGC

www.google.com

1 komentar:

  1. terimakasih banyak udah share... :)

    http://cv-pengobatan.com/pengobatan-alami-kanker-serviks/

    BalasHapus