Senin, 31 Oktober 2011

Askep Xeroftalmia

ASUHAN KEPERAWATAN XEROFTALMIA

KONSEP DASAR MEDIK
A.  PENGERTIAN 
Xeroftalmia berarti mata kering. Xeroftalmia timbul akibat kekeringan yang terjadi pada selaput lendir (konjungtiva) dan kornea (selaput bening) mata. Xeroftalmia yang tidak segera diobati dapat menyebabkan kebutaan. Xeroftalmia terjadi akibat kurangnya konsumsi vitamin A pada bayi, anak-anak, ibu hamil, dan menyusui.
Xeroftalmia adalah suatu penyakit mata akibat defisiensi vitamin A dengan kekeringan epitel biji mata dan kornea.
B.  PENYEBAB
Xeroftalmia terjadi akibat penerimaan vitamin A yang kurang dari kebutuhan tubuh. Masalah kekurangan vitamin A juga erat hubungannya dengan beberapa penyakit seperti diare, campak. Di Indonesia diperkirakan 30% dari semua kasus xeroftalmia didahului oleh penyakit campak, 20% oleh karena penyakit infeksi lain yang disertai demam. 
C.  ANATOMI FISIOLOGI
Struktur: pada permukaan anterior bola mata terdapat kornea yang  transparan. Lensa terletak di belakang iris, yang di tengahnya berlubang, yaitu pupil. Pada dinding belakang bola mata, nervus optikus muncul sedikit medial dari sumbu optik. Mata mengandung tiga rongga:
-       Kamera okuli anterior dibatasi kornea, iris dan lensa
-       Kamera okuli posterior yang mengelilingi lensa berupa cincin
-       Bagian dalam mata yang mengandung korpus vitreum
Korpus vitreum merupakan substansi mirip jelly, terutama mengandung air. Kamera okuli anterior dan posterior mengandung cairan bening mirip air yaitu humor akueus. Dinding bola mata terdiri atas tiga lapisan: sklera, uvea dan retina.
Sklera  adalah suatu pembungkus jaringan penyambung  padat terutama terdiri atas serat-serat kolagen dan sedikit serat-serat elastin, yang bersamaan dengan tekanan intraokular memelihara bentuk bola mata.
Uvea mengandung pembuluh-pembuluh darah dan membentuk iris dan korpus siliaris di bagian anterior bola mata dan di bagian posterior, koroid.
Bagian posterior retina, yaitu pars optika, mengandung sel-sel sensoris peka-cahaya dan bagian anterior, pars saeka, epitel pigmen. Batas antara kedua bagian retina itu disebut ora serrata 
D.  PATOLOGI 
Xerosis yang terjadi pada defisiensi vitamin A merupakan xerosis epitel. Xerosis pada hipovitaminosis A berupa kekeringan khas pada konjungtiva bulbi yang terdapat pada celah kelopak mata. Xerosis disertai dengan pengerasan dan penebalan epitel. Letak xerosis ini biasanya pada konjungtiva bulbi di daerah celah kelopak kantus eksternus. Bila mata digerakkan maka akan terlihat lipatan yang timbul pada konjungtiva bulbi. 
Konjungtiva di daerah ini terlihat kering atau terlihat sedikit kering. Bila kekeringan ini menggambarkan bercak bitot maka bercak ini berwarna seperti mutiara yang berbentuk segitiga. Bercak bitot seperti terdapat busa di atasnya. Bercak ini tidak dapat dibasahi oleh air mata dan akan terbentuk kembali. Terdapat dugaan bahwa bentuk busa ini merupakan akibat adanya kuman corynebacterium xerosis.
E.  Manifestasi klinis
a)    Hemeratopia (buta senja atau buta ayam) 
Pada tahap ini, penglihatan anak cukup baik dalam keadaan tentang, tetapi akan menjadi kurang baik pada keadaan remang-remang, misalnya pada senja hari. 
b)   Xerosis conjunctivae 
Bagian putih mata menjadi kering, kusam, tegang dan keriput. 
c)    Bercak bitot 
Pada bagian mata yang putih timbul bercak putih seperti buih sabun atau kadang-kadang seperti lemak. 
d)   Xerosis kornea 
Bagian mata yang hitam menjadi kuning, keruh, dan keriput. Kadang-kadang timbul pula bercak sehingga mengganggu penglihatan.
e)    Keratomalasia 
Bagian mata yang hitam menjadi lunak dan rusak yang mengakibatkan  kebutaan. Gejala xeroftalmia sebelum mencapai keratomalasia masih dapat diupayakan pemulihannya dengan memberikan vitamin A yang cukup jumlahnya.
F.   PEMERIKSAAN PENUNJANG
-       Tes adaptasi gelap
-       Kadar vitamin A dalam darah (kadar < 20 mg/200 ml menunjukkan kekurangan intake) 
G.  PENATALAKSANAAN
? Pencegahan 
a.    Jangka panjang 
-       Pendidikan pemberian makanan yang baik.
-       Pemberian makanan dengan vitamin A. 
b.    Jangka pendek 
-       Pemberian vitamin A 200.00 IU pada balita tiap 6 bulan atau 300.000 IU vitamin A tiap 1 tahun. 
? Memperbaki nutrisi dengan diet TKTP
? Memperbaki penyakit infeksi yang ada 
? Pengobatan 
a.    Pemberian vitamin A dalam dosis terapeutik, yaitu vitamin A oral 50.000-75.00 IU/kg BB, tidak boleh lebih dari 400.000 – 500.000 IU. 
b.    Pengobatan kelainan pada matanya (sesuai dengan stadiumnya) menurut FKUI:
{ Stadium I: tidak perlu pengobatan  
{ Stadium II: berikan salep AB 
{ Stadium III: berikan sulfaatropin 0,5 % tetes mata pada anak atau SA 4 % pada orang dewasa. 

KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A.  Pengkajian
1.    Aktivitas/Istirahat 
Gejala : Perubahan  aktivitas  biasanya / hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan khususnya pada senja hari. 
2.    Neurosensori 
Gejala :  Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas) khususnya pada sore hari, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat, perubahan respons biasanya terhadap rangsang. 
Tanda  : Kekeringan pada konjungtiva bulbi. Bagian mata putih timbul bercak seperti buih sabun, kering, kusam, tegang dan keriput. Bagian mata hitam menjadi kering, kusam, keruh, keriput dan timbul bercak yang mengganggu penglihatan. 
3.    Makanan/Cairan 
Gejala : Tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah 
Tanda  : Menolak jika sayur-sayuran dan buah 
4.    Nyeri/Kenyamanan 
Gejala : Ketidaknyamanan ringan/mata kering, sakit kepala. 
5.    Integritas Ego 
Gejala : Peningkatan kepekatan atau kegelisahan 
Tanda  : Cemas, marah, depresi Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dalam membuat keputusan, ketakutan dan ragu-ragu.
B.  DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Gangguan sensori-perseptual: Visual berhubungan dengan ditandai dengan gangguan penerimaan sensori/ status organ indra.
2.    Cedera, resiko tinggi terhadap degenerasi ditandai dengan peningkatan TIO, perdarahan intraokuler, dan kehilangan vitreus.
3.    Kurang pengetahuan (Kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis ditandai dengan tidak mengenalk sumber informasi, salah interpretasi informasi.
C.  Intervensi
1.    Gangguan sensori-perseptual: Visual berhubungan dengan ditandai dengan gangguan penerimaan sensori/ status organ indra.
Kriteria Hasil:
a.  Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu
b.  Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan
c.  Memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan
Tindakan/ intervensi Rasional
Mandiri
& Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata terlibat.
Kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan penglihatan terjadi lambat dan progresif. Bila bilateral, tiap mata dapat berlanjut pada laju yang berbeda, tetaoi biasanya hanya satu mata diperbaiki per prosedur.
& Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain diareanya.
Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan, menurunkan cemas dan disorientasi pascaoperasi.
& Observasi tanda-tanda dan gejala- gejala diorientasi: pertahankan pagar tempat tidur sampai benar-benar sembuh dari anestesia.
Terbangun dalam lingkungan yang tak dikenal dan mengalami ketebatasan penglihatan dapat mengakibatkan bingung pada orang tua. Menurunkan resiko jatuh bila pasiern bingung/ tak kenal ukuran tempat tidur.
& Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara dan menyentuh sering; dorong orang terdekat tinggal dengan pasien.
Memberikan rangsang sensori tepat terhadap isolasi dan menurunkan bingung.
& Perhatikan tentang suram/ penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat terjadi menggunakan tetes mata.
Gangguan penglihatan/ iritasi dapt berakhir 1-2 jam setelah tetesan mata. Tetapi secara bertahap menurun denganpenggunaan. Catatan: Iritasi local harus dilaporkan ke dokter, tetap jangan hentikan penggunaan obat sementara.
& Ingatkan pasien menggunakan kacamata katarak yang tujuanya memperbesar kuranglebih 25%, penglihatan perifer hilang, dan buta titik mungkin ada.
Perubahan ketajaman dan kedalaman persepsi dapat menyebabkan bingung penglihatan/ meningkatkan resiko cedera sampai pasien belajar untuk mengkompensasi.
& Letakkan barang yang dibutuhkan/ posisi bel pemanggil dalam jangkauan pada sisi yang tak dioperasi.
Memungkinkan pasien melihat obyek lebih mudah dan memudahkan panggilan untuk pertolongan bila diperlukan.

2.    Resiko tinggi cedera terhadap degenerasi ditandai dengan peningkatan TIO, perdarahan intraokuler, dan kehilangan vitreus.
Kriteria hasil :
a.  Menyatakan pemahaman factor yang terlibat dalam kemungkinan cedera.
b.  Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan factor resiko dan untuk melindungi diri dari cedera.
c.  Mengubah lingkungan sesuai dengan indikasi untuk meningkatkan keamanan.





Tindakan/ intervensi Rasional
Mandiri:
& Diskusikan apa yang terjadi pasca operasi tentang nyeri, pembatasan aktivitas, penampilan, balutan mata.
Membantu mengurangi rasa takut dan meningkatkan kerja sama dalam pembatasan yang diperlukan.
& Beri pasien posisi bersandar, kepala tinggi, atau miring ke sisi yang tak sakit sesuai keinginan.
Istirahat hanya beberapa menit sampai beberapa jam  pada bedah  rawat jalan  atau menginap semalam bila terjadi komplikasi. Menurunkan tekanan pada mata yang sakit, meminimalkan resiko perdarahan atau stress pada jahitan/jahitan terbuka.
& Batasi aktivitas seperti menggerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk mata, membongkok.
Menurunkan stress pada area operasi / menurunkan TIO.
& Dorong napas dalam bentuk untuk bersihkan paru.
Batuk meningkatkan TIO.
& Anjurkan menggunakan tekhnik manajemen stress contoh bimbingan imajinasi, visualisasi, napas dalam danlatihan relaksasi.
Meningkatkan relaksasi dan koping, menurunkan TIO.
& Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi.
Digunakan untuk melindungi dari cedera kecelakaan dan menurunkan gerakan mata.
Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi:
& Antiemetik, contoh proklorperazin (Compazine)
Mual/ muntah dapat meningkatkan TIO, memerlukan tindakan segera untuk mencegah cedera okuler.


& Asetazolamid (Diamox)
Diberikan untuk menurunkan TIO bila terjadi peningkatan. Membatasi kerja enzim pada produksi akueus humor.
& Sikloplegis
Diberikan untuk melumpuhkan oto siliar untuk dilatasi dan istirahat iris setelah pembedahan bila lensa tidak terganggu.
& Analgesik, contoh Empirin dengan kodein, asetaminofen (Tyenol)
Digunakan untuk ketidaknyamanan ringan, meningkatkan istirahat/ mencegah gelisah, yang deapat mempengaruhi TIO. Catatan: Penggunaan aspirin dikontraindikasikan karena meningkatkan kecendrungan perdarahan.

3.    Kurang pengetahuan (Kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis ditandai dengan tidak mengenalk sumber informasi, salah interpretasi informasi
Kriteria hasil :
a.  Menyatakan pemahaman kondisi atau proses penyakit dan pengobatan.
b.  Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan.
Tindakan/ intervensi Rasional
Mandiri :
& Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis, tipe prosedur/ lensa.
Identifikasi tanda/gejala memerlukan upaya evaluasi medis, contoh nyeri tajam tiba-tiba, penurunan penglihatan, kelopak bengkak, drainase purulen, kemerahan, mata berair, fotofobia.
& Tekankan pentingnya evaluasi perawatan rutin. Beritahu untuk melaporkan penglihatan berawan.
Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerjasama dengan program pascaoperasi.
& Informasikan pasien untuk menghindari tetes mata yang dijual bebas.
Dapat bereaksi silang/ campur dengan obat yang diberikan.
& Diskusikan kemungkinan efek/ interaksi antara obat mata dan masalah medis pasien, contoh peningkatan hipetensi, PPOM. Diabetes. Ajarkan metode yang tepat memasukkan obat tetes untuk meminimalkan efek sistemik.
Penggunaan obat mata topical, contoh agen simpatomimetik, penyekat beta, da agenkolinergik dapat menyebabkan TD meningkat pada pasien hipertensi; pencetus dipsnea pada pasien PPOM; gejala klinis hipoglikemik pada diabetes tergantung pada insulin. Tindakan benar dapat membatasi absorpsi dalam sirkulasi sistemik, meminimalkan masalah seperti interaksi obat dan efek sistemik tak diinginkan.
& Anjurkan pasien menghindari membaca, berkedip, mengangkat berat, mengejan saat defekasi, membongkok pada panggul, meniup hidung, penggunaan sprei, bedak bubuk, merokok (sendiri/ orang lain).
Aktivitas yang menyebabkan mata lelah/ regang, manuver Valsalva, atau meningkatkan TIO dapat dapat mempegaruhi hasil bedah dan mencetuskan perdarahan.catatan: Iritasi pernapasan yang menyebabkan batuk/bersin dapat meningkatkan TIO.
& Dorong aktivitas pengalih seperti mendengar radio, berbincang-bincang, menonton televisi.
Memberikan masukan sensori, mempertahankan rasanormalitas, melalui waktu lebih mudahbila tak mampu menggunakan penglihatan secara penuh. Catatan: menonton televise frekuensi sedang menuntut sedikit gerakan mata dan sedikit menimbulkan stress disbanding mambaca.
& Anjurkan pasien tidur telentang, mengatur intensitas lampu dan menggunakan kacamata gelap bila keluar/ dalam ruangan terang, keramas dengan kepala ke belakang (buka ke depan), bentuk dengan mulut/ mata terbuka.
Mencegah cedera kecelakaan pada mata dan menurunkan resiko peningkatan TIO sehubungan dengan berkedip/ posisi kepala.
& Anjurkan mengatur posisi pintu sehingga mereka terbuka/ tertutup penuh; pindahkan perabot dari lalu lalang jalan.
Menurunkan penglihatan perifer atau gangguan kedalaman persepsi dapat menyebabkan pasien jalan ke dalam pintu yang terbuka sebagian/ menabrak perabot.
& Dorong pemasukan cairan adekuat, makan berserat/ kasar; gunakan pelunak feses yang dijual bebas, bila diindikasikan.
-       Mempertahankan konsistensi feses untuk menghindari mengejan.
-       Intervensi dini apat mencegah terjadinya komplikasi serius, kemungkinan kehilangan penglihatan.
D.  Implementasi
Dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan, menjelaskan setiap tindakan yang  akan dilakukan  sesuai  dengan  pedoman  atau  prosedur  teknis  yang  telah ditentuka
E.  Evaluasi
Kriteria keberhasilan:
       Berhasil
Tuliskan kriteria keberhasilannya dan tindakan dihentikan seperti:
-       Ketajaman penglihatan klien dalam batas normal.
-       Klien dapat mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
-       Klien dapat memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.
-       Klien dapat menyatakan pemahaman factor yang terlibat dalam kemungkinan cedera.
-       Klien dapat Menyatakan pemahaman kondisi atau proses penyakit dan pengobatan.
       Tidak berhasil
Tuliskan mana yang belum berhasil dan lanjutkan tindakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar