Minggu, 30 Oktober 2011

Askep Pada Ibu Dengan Peradangan Genetalia Interna

BAB
PEMBAHASAN

KONSEP DASAR MEDIK
A.  ANATOMI ALAT GENETALIA INTERNA WANITA
1.    Vagina (liang kemaluan).
Adalah pengjubung antara introitis dan uterus. Bentuk vagina sebelah dalam yang berlipat-lipat disebut rugae, ditengah-tengahnya ada bagia yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Disebelah depan dinding vagina depan bagian bawah terdapat uretra, sedangakan bagian atasnya berbatasa dengan kandung kencing samping ke forniks anterior vagina.
2.    Uterus
Berbentuk seperti buah alpokat yang sedikit gepeng ke arah muka belakang ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga, panjang uterus 7 – 7,5 cm, lebar 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm. Uterus terditi atas fundus uteri, korpus uteri, dan serviks uteri.
3.    Tuba Valloppii
Tuba valopi terdiri atas pars interstisialis ( bagian yang terdapat di dinding uterus), pars hismika (merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya), pars ampullaris (bagian yang b erbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat konsepsi terjadi), infundibullum (bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunyai fimbria.
4.    Ovarium (indung telur).
Wanita pada umumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri, yang dengan mesovarium menggantung di bagiam belakang ligamentum latum, kiri dan kanan. Ovarium kurang lebih sebesar ibu jari dengan panjang kira-kira 4 cm, lebar kira-kira 1,5cm.
B.  SERVISITIS
Serviks uteri adalah penghalang penting bagi masuknya kuman-kuman kedalam genetalia internal, dalam hubungan ini seorang multipara dalam keadaan normal kanalis sevikalis bebas kuman. Pada multipara denga ostium uteri eksternum sudah lebih terbuka bebas keatas dari daerah bebas kuman ialah ostium uter internum. Pada beberapa penyakit kelamin, seperti gonorbe, sifilis, ulkus mole, dan granuloma ingunale serta pada tuberkulosis dapat ditemukan radang seviks.

C.  DEFINISI
Serviks adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis. Karena epited selaput lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu lapisan sel selindris, sehingga lebih mudah terinfeksi dibanding selaput lendir vagina. (Gynekologi. FK UNPAD, 1998).

D.  ETIOLOGI
Servisitis di sebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomas vaginalis, kandrada dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen vagina seperti streptococcus, e. coli, dan stapilococus. Kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi komik dalam jaringan serviks yang mengalami trauma. Dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seperti diatas, dan lain-lain.

E.  GEJALA KLINIS
-       Flour hebat, biasanya kental atau perullent dan biasanya berbau.
-       Sering menimbulkan arusio (erythroplaki) pada portio.
-       Pada pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat melihat flour yang purulent keluar dari kanalis servikalis. Kalau partio normal tidak ada ectropion, maka harus diingat kemungkinan gonorrae.
-       Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vilvitis.
-       Pada servisitis kroniks kadang dapat dilihat bintik putih dalam daerah selaput lendir yang merah karena infeksi. Bintik-bintik ini disebabkan oleh ovulanobethi dan akibat retensi kelenjar-kelenjar serviks karena saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka serviks atau karena peradangan.
-       Gejala-gejala non spesifik seperti dipareuni, nyeri punggung kemih.
-       Perdarahan saat melakukan hubungan seks.

F.   KLASIFIKASI
1.    Servisitis Akuta
Infeksi yang diawali di endoserviks dan ditemukan pada gonorroe. Infeksi potobaartum, postpartum, yang disebabkan oleh streptococcus, sthapilococus, dan lain-lain. Dalam hal ini streptococcus merah bengkak dan mengeluarkan cairan mukopuralent, akan tetapi gejala-gejala pada servik baisanya tidak berapa tampak setengah-setengah gejala lain dari infeksi yang bersangkutan.
Pengobatan diberikan dalam rangka pengobatan infeksi tersebut. Penyakitnya dapat sembuh tanpa bekas atau dapat menjadi kronika.
2.    Servisitis Kronika
Penyakit ini dijumpai pada sebagian wanita yang pernah melahirkan. Luka-luka kecil atau besar pada servik karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman kedalam endoserviks serta kelenjar-kelenjar infeksi menahun.
Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan :
a.    Serviks kelihatannya normal, hanya pada pemeriksaan mikrokopis ditemukan infiltrasi leukosit dalam stroma endoserviks. Servisitis ini meniumbulkan gejala, kecuali pengeluaran secret yang agak putih-kuning.
b.    Disini ada partio uteri disekitar ostium uteri eksterum, tampak daerah kemerah-merahan yang tidak dipisahkan secara jelas dari epikel porsio di sekitarnya, secret yang dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur nanah.
c.    Sobeknya pada serviks uteri disini lebih luas dan mokosa endoserviks lebih kelihatan dari luar (ekstropion). Kukosa dalam keadaan demikian mudah terkena infeksi dari vagina. Karena radang menahun, servik bisa menjadi hipertopis dan mengeras, secret mukopurulent bertambah banyak.

G.  Pemeriksaan Khusus
1.    Pemeriksaan dengan speculum.
2.    Sediaan hapus untuk biakan dan tes kepekaan.
3.    Pap smear.
4.    Biakan damedia.
5.    Biopsy.
Pemeriksaan dengan speculum dimana vagina dibuka untuk dapat melihat lebih jelas servik, kemudian ambil sedikit lendir atau cairan yang ada pada mulut servik, taruk kedalam hapus karena media hapus berfungsi untuk menaruk cairan servik yang akan diperiksa/dibiakkan. Papsmeat pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya serviksitis, contoh pemeriksaan lab atau biopsy untuk dapat mengetahui lebih pasti.

H.  PENATALAKSANAAN
1.    Antibiotikan terutama kalau dapat ditemukan genecoccus dalam secret.
2.    Kalau servisitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam A9NO3 10% dan irigasi.
3.    Servisitis yang tidak mau sembuh dari tolong operatif dengan melakukan konisasi, kalau sebabnya ekstropion dapat dilakukan lastik atau amputasi.
4.    Erosion dapat disembuhkan dengan obat keras seperti, A9NO3 10% atau albothyl yang menyebabkan nekrose epitel silindris dengan harapan bahwa kemudian dari ganti dengan epitel gepeng berlapis banyak.
5.    Servisitis kronika pengobatannya lebih baik dilakukan dengan jalan kauterisasi radral dengan termokauter atau dengan krioterapi.

I.     TERAPI
-       Antibiotika terutama kalau dapat ditemukan genecoccus dalam secret.
-       Kalau serviks tidak spesifik dapat diobati dalam argentetas netrta menyebabkan dengan epitel slindris, dengan harapan bahwa kamudian diganti dan epitel gepeng berlapis banyak.
-       Kauterisasi-radikal dengan termokauter, atau dengan krioterapi. Sesudah kauterisasi terjadi nekrosis. Jaringan yang meradang terlepas dalam kira-kira 2 minggu dan diganti tambahan oleh jaringan menahun mencapai endoserviks jauh kedalam kanalis crevikalis. Perlu dilakukan konisasi dengan menganggkat sebagian besar mukosa endocerviks. Jia sobekan dan infeksi sangat luas, maka dilakukan amputasi serviks.

KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A.  PENGKAJIAN
1.    Aktivitas / Istirahat
Gejala  :  Kerja, aktivitas yang melibatkan banyak gerakan tangan / pengulangan
              Pola tidur (contoh, tidur tengkurap)
2.    Sirkulasi
Gejala  :  Kongestif unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe)
3.    Makanan / Cairan
Gejala  :  Kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan
4.    Nyeri / Kenyamanan
Gejala  :  Nyeri pada penyakit yang luas / metastatik (nyeri lokal jarang terjadi pada keganasan dini).
              Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan “lucu” pada jaringan payudara
              Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi biasanya mengindikasikan penyakit fibrokistik
5.    Keamanan
Gejala  :  Masa nodul aksila
              Edema, eritema pada kulit sekitar

6.    Seksualitas
Gejala  :  -   Adanya benjolan payudara : perubahan pada ukuran dan kesimetrisan payudara
-       Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu : rabas puting yang tak biasanya; gatal, rasa terbakar, atau puting meregang
-       Riwayat menarke dini (lebih muda dari usia 12 tahun); menopause lambat (setelah 50 tahun), kehamilan pertama lambat (setelah usia 35 tahun)
-       Masalah tentang seksualitas / keintiman
Tanda  :  -   Perubahan pada kontur / massa payudara, asimetris
-       Kulit cekung, berkerut; perubahan pada warna / tekstur kulit, pembengkakan, kemerahan atau panas pada payudara
-       Puting retraksi : rabas dari buting (serosa, serosangiosa, sangiosa, rabas berair meningkatkan kemungkinan kanker, khususnya bila disertai benjolan.
7.    Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala  :  -   Riwayat kanker dalam keluarga (ibu, saudara wanita, bibi dari ibu, atau nenek)
-       Kanker unilateral sebelumnya, kanker endometrial atau ovarium.

B.  DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada jaringan
2.    Perubahan pola eliminasi uri berhubungan dengan adanya edema jaringan lokal
3.    Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan penurunan libido
4.    Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5.    Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
6.    Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan veminitas



C.  PERENCANAAN / INTERVENSI
1.    Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada jaringan
Kemungkinan dibuktikan oleh :
-       Keluhan kekakuan, kebas pada area dada, nyeri bahu / lengan; perubahan tonus otot
-       Fokus pada diri sendiri; distraksi / melindungi bagian yang nyeri
Kriteria Hasil :
-       Mengekspresikan penurunan nyeri / ketidaknyamanan
-       Tampak rileks, mampu tidur / istirahat dengan tepat
Intervensi / Tindakan
Mandiri
1)   Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya, dan intensitas (skala 0-10). Perhatikan petunjuk verbal dan non verbal
Rasional   :    Membantu dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyaman dan kebutuhan untuk / keefektifan analgesik. Jumlah jaringan, otot, dan sistem limfatik diangkat dapat mempengaruhi jumlah nyeri yang dialami. Kerusakan saraf pada regio skapula, yang dapat lebih ditoleransi daripada nyeri pembedahan. Catatan : nyeri pada dinding dada dapat terjadi dari tegangan otot, dipengaruhi oleh panas atau dingin ekstrem, dan berlanjut selama beberapa bulan
2)   Diskusikan sensasi masih adanya payudara normal
Rasional   :    Memberikan keyakinan bahwa sensasi bukan imajinasi dan penghilangannya dapat dilakukan
3)   Bantu pasien menentukan posisi nyaman
Rasional   :    Peninggian lengan, ukuran baju, dan adanya drain mempengaruhi kemampuan pasien untuk rileks dan tidur / istirahat secara efektif.




4)   Berikan tindakan kenyamanan dasar (contoh, perubahan posisi pada punggung atau sisi yang tak sakit, pijatan punggung) dan aktivitas terapeutik. Dorong ambulasi dini dan penggunaan teknik relaksasi, bimbingan imajinasi, sentuhan terapeutik.
Rasional   :    Meningkatkan relaksasi, membantu untuk memfokuskan perhatian, dan dapat meningkatkan kemampuan koping
5)   Tekan / sokong dada saat latihan batuk / nafas dalam
Rasional   :    Memudahkan partisipasi pada aktivitas tanpa timbul ketidaknyaman
6)   Berikan obat nyeri yang tepat pada jadwal teratur sebelum nyeri berat dan sebelum aktivitas dijadwalkan.
Rasional   :    Mempertahankan tingkat kenyamanan dan memungkinkan pasien untuk latihan lengan dan untuk ambulasi tanpa nyeri yang menyertai upaya tersebut.
Kolaborasi
7)   Berikan narkotik / analgesik sesuai indikasi
Rasional   :    Memberikan penglihatan ketidaknyamanan / nyeri dan memfasilitasi tidur, partisipasi pada terapi pascaoperasi.

2.    Perubahan pola eliminasi uri berhubungan dengan adanya edema jaringan lokal
Kemungkinan dibuktikan oleh :
-       Sensasi kandung kemih penuh tiba-tiba
-       Frekuensi sedikit untuk berkemih atau tidak ada keluaran urin
-       Inkontinensia aliran berlebihan
-       Distensi kandung kemih
Kriteria Hasil :
-       Mengosongkan kandung kemih secara teratur dan tuntas


Intervensi / Tindakan
Mandiri
1)   Perhatikan pola berkemih dan awasi keluaran urine.
Rasional   :    Dapat mengindikasikan retensi urine bila berkemih dengan sering dalam jumlah sedikit / kurang (< 100 ml)
2)   Palpasi kandung kemih, selidiki keluhan ketidaknyamanan, penuh, ketidakmampuan berkemih
Rasional   :    Persepsi kandung kemih penuh, distensi kandung kemih diatas simpisis pubis menunjukkan retensi urine.
3)   Berikan tindakan berkemih rutin, contoh privasi, posisi normal, aliran air pada baskom, penyiraman air hangat pada perineum
Rasional   :    Meningkatkan relaksasi otot perineal dan dapat mempermudah upaya berkemih
4)   Berikan perawatan kebersihan perineal dan perawatan kateter (bila ada)
Rasional   :    Meningkatkan kebersihan menurunkan risiko ISK asenden
5)   Kaji karakteristik urine, perhatikan warna, kejernihan, bau
Rasional   :    Retensi urine, drainase vaginal dan kemjungkinan adanya kateter intermiten / tak menetap meningkatkan risiko ninfeksi, khususnya bila pasien mempunyai jahitan perineal
Kolaborasi
6)   Pemasangan kateter bila diindikasikan / per protokol bila pasien tidak mampu berkemih atau tidak nyaman
Rasional   :    Edema atau pengaruh suplai saraf dapat menyebabkan atoni kandung kemih / retensi kandung kemih memerlukan dekompresi kandung kemih. Catatan : Kateter uretral tak menetap atau suprapubik dapat dipasang secara intraoperasi bila komplikasi diantisipasi



7)   Dekompresi kandung kemih dengan perlahan
Rasional   :    Bila jumlah besar urine terakumulasi, dekompresi kandung kemih cepat menghilangkan tekanan pembuluh pelvis meningkatkan pengumpulan vena
8)   Pertahankan patensi kateter tak menetap; pertahankan drainase selang bebas lipatan
Rasional   :    Meningkatkan drainase bebas urine, menurunkan risiko statis urine / retensi dan infeksi
9)   Periksa residu volume urine setelah berkemih bila diindikasi
Rasional   :    Tidak dapat mengosongkan kandung kemih secara lengkap; retensi urine meningkatkan kemungkinan untuk infeksi dan ketidaknyamanan

3.    Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan penurunan libido
Faktor risiko meliputi :
-       Perubahan struktur tubuh / fungsi, contoh memendeknya kanal vaginal; perubahan kadar hormon, penurunan libido
-       Kemungkinan perubahan pola respons seksual, contoh tak adanya irama kontraksi uterus selama orgasme, ketidaknyamanan / nyeri vagina (dispareunia)
Kemungkinan dibuktikan oleh :
-       Tidak dapat diterapkan; adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual
Kriteria Hasil :
-       Menyatakan pemahaman perubahan anatomi / fungsi seksual
-       Mendiskusikan masalah tentang gambaran diri, peran seksual, hasrat seksual pasangan dengan orang terdekat
-       Mengidentifikasi kepuasan / praktik seksual yang diterima dan beberapa alternatif cara mengekspresikan seksual
Intervensi / Tindakan
Mandiri
1)   Mendengarkan pernyataan pasien / orang terdekat
Rasional   :    Masalah seksual sering tersembunyi sebagai pernyataan humor dan / atau ungkapan yang gamblang
2)   Kaji informasi pasien / orang terdekat tentang anatomi / fungsi seksual dan pengaruh prosedur pembedahan
Rasional   :    Menunjukkan kesalahan informasi / konsep yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Harapan negatif sehubungan dengan hasil yang buruk. Perubahan kadar hormon mempengaruhi libido dan / atau menurunkan kelunakan vagina. Meskipun pemendekan vagina dapat meregang, pada awal koitus mungkin terasa ketidaknyamanan nyeri.
3)   Identifikasi faktor budaya / nilai dan adanya konflik
Rasional   :    Dapat mempengaruhi kembalinya kepuasan hubungan seksual.
4)   Bantu pasien untuk menyadari / menerima tahap berduka
Rasional   :    Mengakui proses normal kehilangan secara nyata / menerima perubahan dapat meningikatkan koping dan memudahkan resolusi.
5)   Dorong pasien untuk berbagi pikiran / masalah dengan teman
Rasional   :    Komunikasi terbuka dapat mengidentifikasi area penyesuaian / masalah dan meningkatkan koping dan memudahkan resolusi.
6)   Solusi pemecahan masalah terhadap masalah potensial; contoh menunda koitus seksual saat kelelahan, melanjutkannya dengan ekspresi alternatif, posisi yang menghindari tekanan pada insisi abdomen, menggunakan minyak vagina
Rasional   :    Membantu pasien kembali pada hasrat / kepuasan aktivitas seksual.



7)   Diskusikan sensasi / ketidaknyamanan fisik, perubahan pada respons seperti individu biasanya.
Rasional   :    Nyeri vagina dapat nyata menyertai prosedur vagina atau kehilangan sensori dapat terjadi sehubungn dengan trauma bedah. Meskipun kehilangan sensori biasanya sementara, inidapat dialami selama beberapa minggu / bulan untuk krmbali baik. Selain itu, perubahan ukuran vagina, perubahan kadar hormon dan kehilangan sensoti irama kontraksi uterus selama orgasme menganggu kepuasan seksual
Kolaborasi
8)   Rujuk ke konselor / ahli seksual sesuai kebutuhan
Rasional   :    Mungkin dibutuhkan bantuan tambahan untuk meningkatkan kepuasan hasil.

4.    Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Kemungkinan dibuktikan oleh :
-       Peningkatan tegangan : ketakutan; perasaan tak berdaya / tak adekuat
-       Penurunan keyakinan
-       Fokus pada diri sendiri, gelisah, rangsangan simpatis
-       Mengekspresikan masalah sehubungan dengan perubahan hidup potensial / aktual
Kriteria Hasil :
-       Mengakui dan mendiskusikan masalah
-       Menunjukkan rentang perasaan yang tepat
-       Melaporkan takut dan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani





Intervensi / Tindakan
Mandiri
1)   Yakinkan informasi pasien tentang diagnosis, harapan intervensi pembedahan, dan terapi yang akan datang. Perhatikan adanya penolakan atau ansietas ekstrem
Rasional   :    Memberikan dasar pengetahuan perawat untuk menguatkan kebutuhan informasi dan membantu untuk mengidentifikasi pasien dengan ansietas tinggi, dan kebutuhan akan perhatian khusus
2)   Jelaskan tujuan dan persiapan untuk tes diagnostik
Rasional   :    Pemahaman jelas akan prosedur dan apa yang terjadi meningkatkan perasaan kontrol dan mengurangi ansietas.
3)   Berikan lingkungan perhatian, keterbukaan dan penerimaan juga privasi untuk pasien / oarng terdekat. Anjurkan bahwa orang terdekat ada kapan pun diinginkan
Rasional   :    Waktu dan privasi diperlukan untuk memberikan dukungan, diskusi perasaan tentang antisipasi kehilangan dan masalah lain. Komunikasi terapeutik, pertanyaan terbuka, mendengarkan, dan sebagainya, memudahkan proses ini.
4)   Kaji tersedianya dukungan pada pasien. Berikan informasi tentang sumber komunikasi bila ada.
Rasional   :    Menjadi sumber yang membantu bila pasien siap. Kelompok sebaya yang mengalami pengalaman serupa bertindak sebagai model peran dan memberikan keyakinan terhadap pernyataan.

5.    Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Kemungkinan dibuktikan oleh :
-       Pertanyaan / permintaan informasi; pernyataan salah konsepsi
-       Tidak akurat mengikuti instruksi / terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.
Kriteria Hasil :
-       Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan
-       Melakukan prosedur yang perlu dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan
-       Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi pada program pengobatan
Intervensi / Tindakan
Mandiri
1)   Kaji proses penyakit, proses pembedahan, dan harapan yang akan datang
Rasional   :    Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi termasuk berpartisipasi dalam radiasi / program kemoterapi
2)   Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makan dan pemasukan cairan yang adekuat
Rasional   :    Memberikan nutrisi optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk meningkatkan regenerasi jaringan / proses penyembuhan
3)   Anjurkan pilihan jadwal istirahat sering dan periode aktivitas khususnya situasi saat duduk lama
Rasional   :    Mencegah / membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan meningkatkan perasaan sehat.
4)   Anjurkan menggunkan alat Waspada-Medik
Rasional   :    Mencegah trauma yang tidsk diinginkan (contoh, mengukur TD, infeksi)
5)   Tekankan pentingnya evaluasi medik teratur
Rasional   :    Pengobatan lain mungkin diperlukan sebagai terapi tambahan, seperti radiasi.

6.    Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan veminitas
Kemungkinan dibuktikan oleh :
-       Perubahan aktual pada struktur / kontur tubuh
-       Menyatakan ketakutan penolakan oleh orang lain, perubahan dalam lingkungan sosial
-       Perasaan negatif tentang tubuh, selalu memikirkan perubahan atau kehilangan, tidak mau melihat tubuh, tidak berpartisipasi dalam terapi
Kriteria Hasil :
-       Menunjukkan gerakan kearah penerimaan diri dalam situasi.
Intervensi / Tindakan
Mandiri
1)   Identifikasi masalah peran sebagai wanita, istri, ibu, wanita karier, dan sebagainya
Rasional   :    Dapat menyatakan bagaimana pandangan diri pasien telah berubah.
2)   Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan mis., marah, bermusuhan, berduka.
Rasional   :    Kehilangan bagian tubuh, hilangnya bagian tubuh, dan menerima kehilangan hasrat seksual menambah proses kehilangan yang membutuhkan penerimaan sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depan.
3)   Diskusikan tanda / gejala depresi dengan pasien / orang terdekat
Rasional   :    Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan ini dikenali dan diukur
4)   Berikan penguatan positif untuk peningkatan / perbaikan dan partisipasi perawatan diri / program pengobatan
Rasional   :    Mendorong kemajuan perilaku sehat
5)   Yakinkan perasaan / masalah pasangan sehubungan dengan aspek seksual, dan memberikan informasi serta dukungan
Rasional   :    Respon negatif yang diarahkan pada pasien dapat secara aktual menyatakan masalah pasangan tentang rasa sedih pasien, takut kanker / kematian, kesulitan dalam menghadapi perubahan kepribadian / perilaku pasien, atau ketidakmampuan untuk melihat area operasi.
6)   Diskusikan dan rujuk ke kelompok pendukung (bila ada) untuk orang terdekat
Rasional   :    Memberikan tempat untuk pertukaran masalah dan perasaan dengan orang lain yang mengalami pengalaman yang sama dan mengidentifikasi cara orang terdekat dapat memudahkan penyembuhan pasien.






















DAFTAR PUSTAKA

David Ovedoff. 1995. Kapita Kedokteran. Jakarta. Bina Pura Pustaka

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Manuaba. 1998. Ilmu Kedokteran Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

http://onlinelibraryfree.com

http://www.askep-askeb-kita.blogspot.com/

http://www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar