Selasa, 01 November 2011

Gastritis

GASTRITIS

A.    PENDAHULUAN
1.      TUJUAN UMUM
Adapun tujuan umum pada pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui secara detail mengenai penyakit  gastritis.
2.      TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan khusus pada pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui secara detail mengenai :
@      Pengertian dari gastritis;
@      Etiologi penyakit gastritis;
@      Patofisiologi gastritis;
@      Manifestasi Klinis; dan
@      Penatalaksanaan.
3.      PEMBAGIAN WAKTU
@      Pendahuluan  :  3 Menit
@      Isi                   :  10 Menit
@      Penutup         :  2 Menit

B.     PEMBAHASAN / ISI
1.      Pegertian Penyakit
Gastritis merupakan proses inflamasi pada lapisn mukosa dan sub mukosa lambung yang dapat bersifat akut dan kronik difus atau local (Soeparman, 2001 : 127).
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik difus dan lokal dan ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis superfisial akut dan gastritis atropi kronik (Brunner Suddarth, 2002 : 1062).
Gastritis sering berakibat diet yang sembarang. Individu ini makan terlalu banyak akan terlalu cepat atau makanan yang terlalu berbumbu atau menagndung mikroorganisme penyakit. Penyebab lain dari gastritis akut mencakup alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi, pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang mengkibatkan obstruksi pilotus, gastritis juga merupakan tanda pertama dari infeksi sistematik akut.

2.      Klasifikasi Gastritis
Gastritis dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
a.       Gastritis akut
Gastritis akut merupakan iritasi mukosa lambung yang sering diakibatkan karena diet yang tidak teratur. Dimana individu makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab. Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh dengan sendirinya, merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritasi lokal.
b.      Gastritis Kronik
Merupakan iritasi lambung yang dapat disebakan oleh ulcus benigna atau maligna dari lambung atau lebih helicobacter pylori. Gastritis kronik dapat dikalsifikasikan sebagai tipe A (Gastritis Autoimun).

3.      Etiologi
Etiologi ulkus peptiklum kurang dipahami, meskipun bakteri gram negatif H . pylorim telah sangat di yakini sebagai faktor penyebab. Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara usia 40 dan 50 tahun, tetapi relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun telah diobservasi pada anak – anak dan bayi.

4.      Patofisiologi
Membran mukosa lambung menjadi edema dan hiperemik (kongesti dengan jaringan – cairan dan darah) dan mengalami erosi superfisial , bagian ini mensekresi sejumlah getah lambung , yang menagndung sangat sedikit asam terapi banyak mukus. Ulseri superfisial dapat terjadi dan dapat menimbulkan hemoragi. Pasien dapat mengalami ketidaknyamanan, sakit kepala, malas, mual, dan anoreksia, sering disertai dengan muntah dan cegukan beberapa pasian, asimtimatik. Mukosa lambung mampu memperbaiki diri sendiri setelah mengalami gastritis. Kadang – kadang, humoragi memerlukan intervensi bedah. Bila makanan pengiritasi tidak dimuntahkan tetapi mencapai usus, dapat mengakibatkan kolik dan diare. Biasanya, pasien sembuh kira – kira sehari, meskipun, napsu makan mungkin menurun selama 2 atau 3 hari kemudian.

5.      Manifestasi klinis
Pasien dengan gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala defesiensi vitamin B12. Pada gastritis tipe B, pasien mengeluh anoreksia napsu makanan buru, nyeri uluhati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah. Gastritis tipe A dengan aklorhidria / hipklomidria (kadar asam hidroklorida tidak ada / rendah). Gastrisis tipe B dihubungkan dengan hiperklohidria (kadar tinggi dail asam hidroklorida)

6.      Penatalaksanaan
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang, pasien makan melalui mulut, diet menagndung gizi yang dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parental. Bila pendarahan terjadi, maka penatlaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastro intentinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyabab.


C.    PENUTUP
Adapun penutup pada pembuatan tugas ini adalah kita anjurkan atau kita evaluasi kepada seluruh audiens apakah ada yang ingin ditanyakan atau tidak.

D.    DAFTAR PUSTAKA
ü  Brunner dan Suddarth. Keperawatan Medikel Bedah. Buku Kedoketran EGC (Vol.2, edisi 8).
ü  Mansjoer. Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Ed3 .Jilid 2. Jakarta: FKUI.
ü  Sopearman. 2001.IlmyPenyakit Dalam. Jilid 11. Ed. 3. Jakarta : FKUI.
ü  www.google.com

PENGOBATAN
-       Adapun terapi obat yang dapat diberikan kepada pasien yang mengalami penyakit gastritis adalah perawat dapat memberikan paracetamol, Antasida, Promag.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar