Selasa, 01 November 2011

Makalah Gangguan Cairan

Created By : 3@
BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara :
-       Difusi
-       Filtrasi
-       Osmosis
-       Transport Aktiv

B.  RUMUSAN MASALAH
Adapun Rumusan masalah pada pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Apa sesungguhnya cairan dan elektrolit itu ?
2.    Apa yang dimakud dengan cairan intraseluler dan ekstraseluler ?
3.    Faktor-faktor apa saja yang dapat mempegaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit ?
4.    Gangguan dan keseimbangan cairan elektrolit tubuh ?
5.    Bagamana fungsi cairan tubuh dan gejala dari dehidrasi ?
6.    Bagimana mineral itu ?

C.  TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana sesungguhnya cairan dn elektrolit itu, cairan intraseluler dan ekstraseluler, faktor-faktro apa saja yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan dari keseimbangan cairan dan elektrolit, serta fungsi dari cairan tubuh dan gejala dari dehidrasi dan mineral.
Sedangkan manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui secara detail mengenai cairan dan elektrolit di dalam tubuh serta fungsi dan gejala dari kekurangan atau gangguan dari keseimbangan cairan dan elektrolit.














BAB II
PEMBAHASAN

A.  KONSEP DASAR
1.    Pengertian
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
a.    Proportion Of Body FluidProsentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa hal antara lain :
1)   Umur
2)   Kondisi lemak tubuh
3)   Jenis kelamin
Perhatikan Uraian berikut ini :
-       Bayi (baru lahir) 75 %

-       Dewasa :
Pria (20-40 tahun) 60 %              Wanita (20-40 tahun) 50 %
-       Usia Lanjut 45-50 % Pada orang dewasa kira-kira 40 % berat badannya atau 2/3 dari TBW-nya berada di dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20 % dari berat badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yaig terbagi dalam   15 % cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler.
b.    Elektrolit Utama Tubuh Manusia Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit.
Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).
No. Elektrolit Ekstraseluler Intraseluler Plasma Interstitial
1) Kation :
-       Natrium (Na+) 144,0 mEq 137,0 mEq 10 mEq
-       Kalium (K+) 5,0 mEq 4,7 mEq 141 mEq
-       Kalsium (Ca++) 2,5 mEq 2,4 mEq 0
-       Magnesium (Mg ++) 1,5 mEq 1,4 mEq 31 mEq
2) Anion :
-       Klorida (Cl-) 107,0 mEq 112,7 mEq 4 mEq
-       Bikarbonat (HCO3-) 27,0 mEq 28,3 mEq 10 mEq
-       Fosfat (HPO42-) 2,0 mEq 2,0 mEq 11 mEq
-       Sulfat (SO42-) 0,5 mEq 0,5 mEq 1 mEq
-       Protein 1,2 mEq 0,2 mEq 4 mEqa.




c.    Perpindahan Cairan dan Elektrolit
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
1)   Fase I    :  Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
2)   Fase II   : Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
3)   Fase III :  Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel.
Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara :
-       Diffusi
-       Filtrasi
-       Osmosis
-       Aktiv Transport
d.   Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain:
1)   Umur   : Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
2)   Iklim   :  Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
3)   Diet    :  Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
4)   Stress : Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5)   Kondisi Sakit    : Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Misalnya : - Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
6)   Tindakan Medis  : Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
7)   Pengobatan       : Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.h.Pembedahan :Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
e.    Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Tiga kategori umum yang menjelaskan abnormalitas cairan tibuh adalah :
1)   Volume
2)   Osmolalitas
3)   Komposisi
Ketidakseimbangan osmotik terutama mempengaruhi cairan intraseluler (ICF) dan menyangkut bertambahnya atau kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif tidak seimbang. Gangguan osmotik umumnya berkaitan dengan hiponatremia dan hipernatremia sehingga nilai natrium serum penting untuk mengenali keadaan ini. Kadar dari kebanyakan ion di dalam ruang ekstraseluler dapat berubah tanpa disertai perubahan yang jelas dari jumlah total dari partikel-partikel yang aktif secara osmotik sehingga mengakibatkan perubahan komposisional.
-       Ketidakseimbangan Volume
·      Kekurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF) Kekurangan volume ECF atau hipovolemia didefinisikan sebagai kehilangan cairan tubuh isotonik, yang disertai kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume isotonik sering kali diistilahkan dehidrasi yang seharusnya dipakai untuk kondisi kehilangan air murni yang relatif mengakibatkan hipernatremia.
a)   Cairan Isotonis adalah cairan yang konsentrasi/kepekatannya sama dengan cairan tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate (RL).
b)   Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekatannya melebihi cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl normal, Dextrose 5% dalam RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.
c)   Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekataannya kurang dari cairan tubuh, contohnya : larutan Glukosa 2,5 %., NaCl.0,45 %, NaCl 0,33 %.
·      Kelebihan Volume ECF  :  Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-duanya tertahan dengan proporsi yang kira- kira sama. Dengan terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan pada ECF (hipervolumia) maka cairan akan berpindah ke kompartement cairan interstitial sehingga mnyebabkan edema. Edema adalah penunpukan cairan interstisial yang berlebihan. Edema dapat terlokalisir atau generalisata.
-       Ketidakseimbangan Osmolalitas dan perubahan komposisional Ketidak-seimbangan osmolalitas melibatkan kadar zat terlarut dalam cairan-cairan tubuh. Karena natrium merupakan zat terlarut utama yang aktif secara osmotik dalam ECF maka kebanyakan kasus hipoosmolalitas (overhidrasi) adalah hiponatremia yaitu rendahnya kadar natrium di dalam plasma dan hipernatremia yaitu tingginya kadar natrium di dalam plasma. Pahami juga perubahan komposisional di bawah ini :
·      Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum kurang dari 3,5 mEq/L.
·      Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih dari atau sama dengan 5,5 mEq/L.
·      Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu segera dikenali, dan ditangani untuk menghindari disritmia dan gagal jantung yang fatal.

B.  CAIRAN TUBUH MANUSIA
1.    Gejala Dehidrasi & Cara Mengatasi Kehilangan Cairan Tubuh
Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme tubuh berjalan dengan baik, dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang hilang.


2.    Fungsi Cairan Tubuh
1)      Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
2)      Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
3)      Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan.
4)      Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5)      Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6)      Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
7)      Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.
8)      Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
3.    Hilangnya Cairan Tubuh Manusia
Kehilangan cairan tubuh dapat bersifat :
a.    Normal
Hal tersebut terjadi akibat pemaakaian energi tubuh. Kehilangan cairan sebesar 1 ml terjadi pada pemakaian kalori sebesar 1 kal.
b.    Abnormal
Terjadi karena berbagai penyakit atau keadaan lingkungan seperti suhu lingkungan yang terlalu tinggi atau rendah. Pengeluaran cairan yang banyak dari dalam tubuh tanpa diimbangi pemasukkan cairan yang memadai dapat berakibat dehidrasi. Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan cairan elektrolit yang sangat dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Saat dehidrasi, tubuh dengan terpaksa menyedot cairan baik dari darah maupun organ-organ tubuh lainnya.
4.    Gejala Dehidrasi
Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya :
a.    Dehidrasi ringan
-       Muka memerah
-       Rasa sangat haus
-       Kulit kering dan pecah-pecah
-       Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
-       Pusing dan lemah
-       Kram otot terutama pada kaki dan tangan
-       Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
-       Sering mengantuk
-       Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
b.    Dehidrasi sedang
-       Tekanan darah menurun
-       Pingsan
-       Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
-       Kejang
-       Perut kembung
-       Gagal jantung
-       Ubun-ubun cekung
-       Denyut nadi cepat dan lemah
c.    Dehidrasi Berat
-       Kesadaran berkurang
-       Tidak buang air kecil
-       Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
-       Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
-       Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
-       Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan
5.    Rute Pemasukan & Kehilangan
Air dan elektrolit diperoleh dengan berbagai cara. Dalam keadaan sehat, seseorang memperoleh cairan dengan minum dan makan. Dalam beberapa jenis penyakit, cairan mungkin diberikan melalui jalur parental (secara intravena atau subkutan) atau melalui selang nutrisi enteral dalam lambung atau intestin. Jika keseimbangan cairan bersifat kritis, semua cara pemenuhan dan semua cara kehilangan harus dicatat dan volumenya dibandingkan. Organ-organ tempat kehilangan cairan termasuk ginjal, kulit, dan saluran gastrointestinal.
a.    Ginjal
Volume urin yang biasa pad orang dewasa adalah antara 1 dan 2 liter per hari. Sebagai aturan umum adalah haluaran kurang lebih 1 ml urin per kilogram dari berat badan per jam (1 ml/kg/jam) pada semua kelompok usia.


b.    Kulit
Perspirasi kasat mata mengacu pada kehilangan air dan elektrolit yang dapat terlihat melalui kulit dengan cara berkeringat. Zat terlarut utama dalam keringat adalah natrium, klorida, dan kalium. Kehilagan keringat yang nyata dapat bervariasi dari 0 sampai 1000 ml atau lebih setiap jam, tergantung pada suhu lingkungan. Kehilangan air yang terus menerus melalui evaporasi (kurang lebih 600 ml/hari) terjadi melalui kulit sebagai perspirasi tidak kasat mata, suatu bentuk kehilangan air yang tidak tampak. Demam banyak meningkatkan kehilangan air tidak kasat mata melalui paru-paru dan kulit, seperti kehilangan barier kulit alami melalui luka bakar yang luas.
c.    Paru – Paru
Paru-paru normalnya membuang uap air (kehilangan tidak kasat mata) pada tingkat antara 300 sampai 400 ml setiap hari. Kehilangan lebih besar dengan peningkatan frekuensi atau kedalaman pernapasan, atau keduanya.
d.   Traktus Gastrointestinal
Kehilangan yang lazim melalui saluran gastrointestinal hanya 100 sampai 200 ml setiap hari, meskipun kurang lebih 8 liter cairan bersirkulasi melalui sistem gastrointestinal setiap 24 jam (disebut “sirkulasi gastrointestinal”). Karena cairan dalam jumlah besar direabsorpsi dalam usus halus, jelas bahwa kehilangan yang besar dapat terjadi melalui saluran gastrointestinal jika terjadi diare atau fistula.
Pada orang yang sehat, rata-rata masukan dan haluaran air dalam       24 jam kurang lebih sama.
6.    Mengembalikan Cairan Tubuh
Untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang, kita harus banyak minum minimal 8 gelas (± 2 liter ) air setiap hari yang bisa didapat dari :
a.    Air putih yang higienis/air mineral
Air putih mengandung beberapa zat penting untuk tubuh seperti oksigen, magnesium, sulfur, dan klorida.

b.    Air berion
Air berion tidak hanya menghilangkan dahaga melainkan juga berfungsi sebagai sumber energi seperti halnya karbohidrat, lipid, dan protein. Air berion bekerja sebagai perantara dalam reaksi-reaksi biokimia dan berperan dalam proses metabolisme tubuh sehingga dapat mengembalikan kesegaran otot tubuh setelah beraktivitas mengeluarkan keringat dengan cepat.
c.    Jus buah
Selain rasanya nikmat dan segar, jus buah mengandung beragam vitamin dan mineral yang menyehatkan. Menurut penelitian, jus jambu biji mengandung vitamin C sebanyak 3-6 kali lebih tinggi dibandingkan jus jeruk, 10 kali lebih tinggi dibandingkan pepaya, dan 10-30 kali lebih tinggi dibanding pisang. Namun, atlet kurang disarankan meminum jus buah saat berolahraga karena cairan padatnya tidak mudah terserap tubuh.
Jadi, sebelum Anda bermasalah dengan cairan tubuh, jagalah kadar air dalam tubuh Anda.

C.  MINERAL DAN ELEKTROLIT
1.    Defenisi
Mineral diperlukan untuk fungsi normal pada sel tubuh. Tubuh membutuhkan jumlah besar dari sodium, potasium, kalsium, magnesium, klorida, dan fosfat. Mineral ini disebut makromineral. Tubuh membutuhkan sedikit tembaga, florida, yodium, zat besi, selenium, dan seng. Mineral-mineral ini disebut trace mineral.
Mineral adalah bagian penting makanan sehat. Rekomendasi makanan yang dianjurkan (RDA)-jumlah kebutuhan kebanyakan orang sehat untuk tetap sehat-telah dipastikan untuk kebanyakan mineral. Orang yang mengalami gangguan bisa memerlukan lebih atau kurang daripada jumlah ini.
Beberapa mineral-khususnya makromineral-adalah penting sebagai elektrolit. Tubuh menggunakan elektrolit untuk membantu mengatur fungsi syaraf dan otot dan menyeimbangkan asam-basa. Juga, elektrolit membantu tubuh mengatur volume normal pada daerah yang mengandung cairan berbeda(kompartemen). Elektrolit diuraikan ke dalam 3 bagian utama :cairan di dalam sel, cairan di ruang yang mengelilingi sel, dan darah.
Untuk berfungsi normal, tubuh harus menjaga konsentrasi elektrolit di kompartemennya di dalam batas yang sangat sempit. Tubuh menjaga konsentrasi elektrolit di setiap kompartemen dengan memindahkan elektrolit masuk atau keluar sel. Ginjal menyaring elektrolit di dalam darah dan mengekskresikan kelebihannya ke dalam urine untuk menjaga keseimbangan antara asupan harian dan pengeluaran.
Jika keseimbangan elektrolit terganggu, gangguan bisa terjadi. Ketidak seimbangan elektrolit bisa terjadi ketika seseorang mengalami dehidrasi, penggunaan obat-obatan tertentu, memiliki gangguan jantung, ginjal, atau hati tertentu; atau pemberian cairan infus atau pemberian makanan pada jumlah yang tidak sesuai. Untuk mengetahui gangguan nutrisi atau ketidakseimbangan elektrolit, dokter mengukur kadar mineral di dalam contoh darah atau urin.


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme tubuh berjalan dengan baik, dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang hilang.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam nters vaskuler, cairan nterstitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.



DAFTAR PUSTAKA

Rujukan : Barbara Kozier, Fundamental Of Nursing Concept, Process and Practice, Fifth Edition, Addison Wsley Nursing, California, 1995Dolores F. Saxton, Comprehensive Review Of Nursing For NCLEK-RN, Sixteenth Edition, Mosby, St. louis, Missouri, 1999.Sylvia Anderson Price, Alih : Peter Anugerah, Pathofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi kedua, EGC, Jakarta, 1995.

Brunner & Suddarth, 1997. Textbook Of Medical – Surgical Nursing Vol. 1 Edisi 8. EGC : Jakarta

Buku Ajar Fisiologi. 2009. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin



www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar